POSKOTA.CO.ID - Ustaz Hilman Fauzi sempat menjelasakan keutamaan saling memaafkan di hari raya Idul Fitri.
Seperti diketahui bahwa salah satu hal yang dilakukan setelah salat Idul Fitri biasanya orang-orang akan bersalaman dan saling meminta maaf.
Begitu juga dengan tradisi sungkeman, hal ini tujuannya yakni untuk meminta maaf dan memaafkan.
Lalu, kenapa hari raya Idul Fitri jadi momentum untuk saling memaafkan?
Dikutip dari YouTube Ustaz Hilman Fauzi, berikut ini penjelasan saling memaafkan di hari raya Idul Fitri.
Sifat Pemaaf dalam Islam
Ustaz Hilman Fauzi menjelasakan, sifat memaafkan adalah salah satu akhlak yang sangat mulia dalam ajaran Islam. Ketika kita memaafkan orang lain, kita tidak hanya melepaskan kebencian dan kedengkian yang ada dalam hati kita, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah.
Allah SWT mencintai orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain. Memang, jika kita berbicara mengenai momentum Idul Fitri, banyak yang menjadikannya sebagai waktu yang tepat untuk saling meminta maaf dan memaafkan, namun sesungguhnya memaafkan tidak harus menunggu Idul Fitri.
Pemaafan sebaiknya dilakukan kapan pun dan di mana pun. Ini adalah akhlak yang harus terus kita hidupkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tentu saja, Idul Fitri sebagai momen yang penuh berkah dan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, menjadi saat yang baik untuk saling memaafkan.
Kita berharap, dengan membersihkan hati dari kesalahan antar sesama, amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.
Kenapa Idul Fitri Menjadi Momentum Saling Memaafkan?
Ustaz Hilman Fauzi menjelaskan bahwa Idul Fitri memiliki makna yang sangat dalam, yaitu kembali kepada kesucian atau fitrah.
Sebagaimana seorang bayi yang lahir tanpa dosa, pada hari tersebut umat Islam diharapkan kembali kepada kondisi suci.
Inilah mengapa Idul Fitri seringkali dijadikan waktu untuk saling memaafkan. Namun, sekali lagi, pemaafan itu tidak harus menunggu waktu tertentu. Setiap saat kita bisa memaafkan, karena ini adalah bentuk perbuatan yang sangat mulia.
Dalam Al Quran, Allah SWT menyebutkan bahwa orang yang memaafkan akan memperoleh beberapa ganjaran yang luar biasa.
Di antaranya adalah mereka yang memaafkan akan dicatat sebagai orang yang bertakwa, sebagaimana yang tercantum dalam Surah Ali 'Imran ayat 134:
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
Selain itu, dalam Surah Al-A'raf ayat 199, Allah memerintahkan kita untuk memaafkan dan berbuat kebaikan:
"Berikanlah maaf dan lakukanlah kebaikan. Dan berusahalah untuk tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."
Keutamaan Memaafkan di Hari Raya
Idul Fitri menjadi momentum yang sangat berharga untuk membersihkan hati. Apabila kita masih menyimpan rasa kebencian atau tidak memaafkan orang lain, maka kita harus merenungkan betapa besar manfaat dari pemaafan itu.
Orang yang mampu memaafkan akan memperoleh ganjaran yang luar biasa dari Allah, bahkan Allah akan menyediakan sebuah istana di surga bagi mereka yang berbuat baik dan memaafkan kesalahan orang lain.
Pemaaf itu sangat mulia, dan sikap ini harus terus kita hadirkan dalam kehidupan kita. Bahkan, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang yang memaafkan kesalahan orang lain tanpa menunggu permintaan maaf dari orang tersebut, maka ia akan mendapatkan pahala yang sangat besar di sisi Allah SWT.
Saling Memaafkan dalam Keluarga
Idul Fitri adalah saat yang sangat tepat untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga. Mungkin ada kesalahan antara anak dan orang tua, suami dan istri, atau sesama saudara.
Menurut Ustaz Hilman Fauzi, kita harus saling memaafkan agar hubungan tetap harmonis dan penuh kasih sayang. Jangan biarkan rasa gengsi atau kebencian menghalangi kita untuk saling memaafkan.
Saat kita memaafkan orang lain, lanjutnya, Allah akan memaafkan kesalahan kita. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk menjaga hati agar tetap bersih dan penuh kasih sayang, terutama di hari yang penuh berkah ini.
Itulah mengapa hari raya Idul Fitri menjadi momentum saling memaafkan menurut penjelasan Ustaz Hilman Fauzi, meskipun sebenarnya memaafkan bisa saja dilakukan setipa harinya.