CAMPANIA, POSKOTA.CO.ID - Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, mengungkap hal tak terduga tentang identitas dan hubungan beberapa korban Gunung Vesuvius yang dahsyat, yang meletus pada 79 M dan mengubur kota Pompeii di bawah lapisan abu.
Penelitian ini dipimpin oleh tim peneliti internasional yang dipimpin oleh David Reich, seorang profesor genetika di Universitas Harvard.
Riset tersebut menggunakan teknik analisis DNA untuk menantang beberapa asumsi lama tentang korban, yang didasarkan pada posisi dan postur mereka saat meninggal.
Salah satu temuan penelitian yang paling signifikan yaitu terkait seorang dewasa yang mengenakan gelang emas dan menggendong seorang anak, yang selama bertahun-tahun dianggap sebagai seorang ibu dan anak.
Baca Juga: Misteri Absennya Epy Kusnandar di Preman Pensiun 9, Ini Fakta Sebenarnya!
Namun analisis genetika menyebutkan, ibu dan anak itu tidak memiliki hubungan genetik. Artinya, kesimpulan para arkeolog tentang hubungan keduanya selama ini keliru.
Studi tersebut juga menunjukkan, dua individu yang diduga sebagai ibu dan anak perempuan, atau saudara perempuan, sebenarnya memiliki jenis kelamin yang berbeda. Sebab ternyata, salah satu dari mereka berjenis kelamin laki-laki, dan bukan perempuan.
Hasil penelitian ini berlawanan dengan anggapan sebelumnya terkait jenis kelamin beberapa korban dan sifat hubungan mereka.
Ketika Gunung Vesuvius meletus, awan abu dan material vulkanik panas menutupi kota Pompeii, menewaskan sekitar 2.000 orang. Akan tetapi, bencana ini juga mengawetkan kerangka dan sisa-sisa fisik para korban.
Baca Juga: Misteri 2 Kerangka di Bandung Barat, Polisi Temukan Riwayat Pencarian Sianida
Selama berabad-abad, para peneliti telah mengandalkan sidik jari dan cetakan plester ini, yang dibuat oleh arkeolog abad ke-19 Giuseppe Fiorelli, untuk memahami saat-saat terakhir korban dan menyusun hipotesis tentang hubungan mereka.