Ilustrasi pelaksanaan salat Idul Fitri di hari lebaran. (Sumber: Pexels/Mohammed Alim)

KHAZANAH

Ini Beberapa Amalan Utama Rasulullah Saat Idul Fitri yang Bisa Diteladani, Masya Allah

Sabtu 29 Mar 2025, 20:12 WIB

POSKOTA.CO.ID – Setelah melakukan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh, umat Islam akan mendapatkan kegembiraan dengan hadirnya Hari Raya Idul Fitri.

Seluruh umat Islam bersuka cita menyambut hari kemenangan tersebut. Namun, Islam juga mengajarkan agar tak hanya mengisinya dengan kegembiraan, tapi juga bernilai ibadah.

Dikutip dari buku How Did the Prophet and His Companions Celebrate Eid?, ​​​​​Rasulullah Saw dan umat Islam pertama kali menggelar Idul Fitri pada tahun kedua Hijriyah (624 M) atau usai Perang Badar.

Baca Juga: PLN UID Jakarta Raya Pastikan Kesiapan Listrik di 454 Masjid Saat Idul Fitri

Amalan Utama Idul Fitri Ala Rasul

Dari beberapa riwayat, disebutkan bahwa ada beberapa amalan utama Idul Fitri Ala Rasul yang bisa dilakukan untuk menyambut dan merayakan momen lebaran, melansir laman Kementerian Agama:

1. Perbanyak Membaca Takbir

Diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pagi hari satu Syawal. Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah dalam Al Qurqan:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ

Artinya, “Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Ada terdapat dua jenis takbir Idul Fitri. Pertama, muqayyad (dibatasi), yaitu takbir yang dilakukan setelah salat, baik salat fardhu atau sunnah. Setiap selesai salat, dianjurkan untuk membaca takbir.

Kedua, mursal (dibebaskan), yaitu takbir yang tidak terbatas pelaksanaanya tak hanya terpaku setelah salat, sehingga bisa dilakukan di setiap kondisi.

Bisa dikumandangkan di mana saja, kesunnahan takbir Idul fitri bisa dimulai sejak tenggelamnya matahari pada malam 1 Syawal, sampai takbiratul Ihramnya Imam shalat Id bagi yang berjamaah.

Atau takbiratul Ihramnya mushalli bagi yang shalat sendirian. Pendapat lain yaitu ketika matahari naik kira-kira satu tombak (+ 3,36 M), baik Imam sudah melaksanakan Takbiratul Ihram atau tidak.

Baca Juga: Mendagri Tito Minta Kepala Daerah Jaga Kamtibmas selama Pemilu Hingga Stabilitas Harga Pangan saat Idul Fitri 2024

2. Berhias dan Pakai Pakaian Terbaik

Berhias dan berpenampilan baik dilakukan untuk menampakan kebahagiaan di hari kemenangan. Anda bisa membersihkan badan, memotong kuku, memakai wewangian dan pakaian terbaik.

Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa tradisi membeli baju baru saat lebaran menemukan dasar yang kuat dalam konteks agama, yakni dalam menebarkan syiar kebahagiaan di hari raya Idul Fitri.

Khusus bagi perempuan, anjuran berhias tetap harus memperhatikan batas-batas syariat, seperti tidak membuka aurat, tidak mempertontonkan penampilan yang memikat laki-laki bukan mahram, dan sebagainya.

3. Makan Sebelum Salat Id

Salah satu hari yang diharamkan berpuasa adalah hari raya Idul Fitri. Sebelum Salat Id, Rasulullah Saw biasa memakan kurma dengan jumlah yang ganjil; tiga, lima, atau tujuh.

Dalam sebuah hadist disebutkan: "Pada waktu Idul Fitri Rasulullah saw. tidak berangkat ke tempat shalat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Ahmad dan Bukhari)

Baca Juga: 5 Tips Jitu Hindari Pertanyaan Maut Saat Idul Fitri 2024, Tetap Santun dan Nyaman Bersilaturahmi dengan Keluarga

4. Salat Idul Fitri

Rasulullah Saw menunaikan salat Idul Fitri bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya. Beliau memilih rute jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari tempat dilangsungkannya salat.

Beliau juga mengakhirkan pelaksanaan salat Idul Fitri, biasanya pada saat matahari sudah setinggi tombak atau sekitar dua meter. Maksudnya agar ada waktu yang cukup untuk menunaikan Zakat Fitrah.

5. Mengunjungi Rumah Sahabat

Tradisi silaturahim dengan saling mengunjungi saat hari raya Idul Fitri sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw. Beliau suka mengunjungi rumah para sahabatnya, begitu pun sebaliknya.

Pada kesempatan itu, Rasulullah dan sahabatnya saling mendoakan kebaikan satu sama lain. Sama seperti yang dilakukan umat Islam saat ini.

Baca Juga: TPU Tanah Kusir Lengang dari Aktivitas Peziarah saat Idul Fitri 1442 H

6. Tahniah atau Memberi Ucapan Selamat

Hari raya adalah hari yang penuh dengan kegembiraan. Karenanya, dianjurkan untuk saling memberikan selamat atas kebahagiaan yang diraih.

Di antara dalil kesunnahannya adalah beberapa hadits yang disampaikan al-Baihaqi. Meski tergolong lemah sanad, tapi dapat jadi pijakan untuk persoalan ucapan hari raya yang berkaitan dengan keutamaan amal ini.

Dalil lainnya adalah dalil-dalil umum mengenai anjuran bersyukur saat mendapat nikmat atau terhindari dari bahaya, seperti disyariatkannya sujud syukur.

Tidak ada aturan baku mengenai redaksi ucapan selamat Idul Fitri. Misalnya “taqabbala allâhu minnâ wa minkum”, “kullu ‘âmin wa antum bi khair”, “minal aidin wa al-faizin”, dan lain sebagainya.

وَأَجَابَ الشِّهَابُ ابْنُ حَجَرٍ بَعْدَ اطِّلَاعِهِ عَلَى ذَلِكَ بِأَنَّهَا مَشْرُوعَةٌ وَاحْتَجَّ لَهُ بِأَنَّ الْبَيْهَقِيَّ عَقَدَ لِذَلِكَ بَابًا فَقَالَ بَابُ مَا رُوِيَ فِي قَوْلِ النَّاسِ بَعْضِهِمْ لِبَعْضٍ فِي الْعِيدِ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ وَسَاقَ مَا ذَكَرَهُ مِنْ أَخْبَارٍ وَآثَارٍ ضَعِيفَةٍ لَكِنَّ مَجْمُوعَهَا يُحْتَجُّ بِهِ فِي مِثْلِ ذَلِكَ

“Al-Syihab Ibnu Hajar setelah menelaah hal tersebut menjawab bahwa tahniah disyariatkan. Beliau berargumen bahwa al-Baihaqi membuat bab tersendiri tentang tahniah, beliau berkata; bab riwayat tentang ucapan manusia satu kepada lainnya saat hari raya; semoga Allah menerima kami dan kalian;.

Ibnu Hajar menyebutkan statemen al-Baihaqi tentang hadits-hadits dan ucapan para sahabat yang lemah (riwayatnya), akan tetapi rangkain dalil-dalil tersebut bisa dibuat argumen dalam urusan sejenis tahniah ini”.

Tags:
ucapan selamat idul fitrimenunaikan zakat fitrahsalat Idul Fitritakbir Idul Fitrimalam terakhir Ramadhanamalan utama Idul FitriHari Raya Idul Fitri

Fia Afifah Rahmah

Reporter

Fia Afifah Rahmah

Editor