POSKOTA.CO.ID - Proses pembaharuan penyaluran bantuan sosial (bansos) melalui data sistem baru menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sudah mencapai 25 persen.
Dilansir dari laman resmi Kemensos RI yang tayang pada 17 Maret 2025, pihak Kemensos RI telah memastikan proses pendataan DTSEN sudah mulai diproses secara cepat.
Tahap ground checking atau uji petik Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sudah mencapai 25 persen.
"Mudah-mudahan nanti setelah lebaran bisa kita percepat lagi," kata Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau sering disapa Gus Ipul.
Untuk proses penyaluran bansos BPNT tahap 2 pihak pemerintah sudah memberikan sinyal akan segera dicairkan kepada para KPM setelan proses pendataan DTSEN selesai.
Perkiraan Pencairan Bansos BPNT Rp600.000 Tahap 2 Periode 2025
Proses pencairan bansos Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) maupun bansos lainnya seperti Program Keluarga Harapan (PKH) akan segera disalurkan ketika proses pendataan DTSEN selesai.
Kemensos RI memastikan bahwa rencananya prose penyaluran bansos BPNT tahap 2 periode April-Juni 2025 setelah pendataan DTSEN akan selesai dan menjadi acuan bagi penyaluran bantuan sosial triwulan pada Mei 2025 atau minggu ke 3 di bulan Mei.
Jika dilihat dari proses pencairan sebelum, bansos BPNT tahap 1 periode Januari-Maret sebesar Rp600.000.
Kemungkinan besar untuk bansos BPNT tahap 2 periode April-Juni 2025 sama nominal sebesar Rp600.000.
Untuk jadwal selanjutnya akan diteruskan 3 bulan sekali mulai dari Juli-September lalu Oktober-Desember.
Untuk pencairan dilakukan melalui rekening KKS Himbara dan PT Pos. Untuk PT Pos nanti para KPM akan menerima surat undangan yang diberikan oleh pendamping sosial yang ada di wilayah masing-masing.
Pihak Kemensos akan menargetkan selesai proses pendataan DTSEN pada bulan Mei mendatang.
Pihak Kemensos mengaku proses pendataan DTSEN ini agak sedikit terkendala diakibatkan karena medan menuju lokasi warga cukup sulit.
Ia mengakui dalam proses ground checking memang ada sedikit kendala. Kendala tersebut di antaranya karena medan menuju lokasi warga cukup sulit.
"Ya di medannya itu kan ada yang harus pakai perahu. Ya enggak semua seperti Jakarta kan gitu," katanya.