POSKOTA.CO.ID - Belum lama ini, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) menjadi sorotan publik setelah seorang wanita berinisial LM mengungkapkan bukti percakapan mereka di media sosial.
LM mengklaim memiliki hubungan khusus dengan RK dan bahkan menuntut hak anak dari hubungan tersebut.
Isu ini muncul di tengah kabar menghilangnya RK pasca-rumahnya digeledah KPK terkait kasus dugaan korupsi mark-up dana iklan Bank Jabar Banten (BJB).
RK akhirnya buka suara melalui Instagram, membantah memiliki anak di luar nikah atau hubungan khusus dengan LM.
Ia mengaku pernah bertemu, tetapi hanya untuk urusan bantuan kuliah, dan masalah tersebut sudah diselesaikan bertahun-tahun lalu.
Kuasa hukum RK, Muslim Jaya Butar Butar, menyebut semua tuduhan LM sebagai fitnah dan pembunuhan karakter. RK sendiri mengancam akan mengambil langkah hukum.
Baca Juga: Anak Lisa Mariana yang Diduga Ayahnya Ridwan Kamil Ternyata Berusia Segini, Ini Profil Lengkapnya
Pertanyaan Publik: Benarkah RK Berselingkuh?
Meski RK membantah, isu ini tetap viral karena melibatkan figur publik. Netizen pun terbelah—ada yang percaya, ada pula yang meragukan kebenaran cerita LM.
Namun, terlepas dari kebenaran kasus ini, perselingkuhan memang meninggalkan luka psikologis yang dalam, baik bagi korban maupun pelakunya.
Dampak Psikologis Perselingkuhan yang Tak Bisa Diremehkan
Menurut Ramani Durvasula, psikolog dan profesor di Universitas Negeri California, Los Angeles, perselingkuhan—baik emosional, seksual, maupun daring—bisa menyebabkan:
- Trauma dan luka batin
- Hilangnya kepercayaan pada pasangan atau orang lain
- Depresi dan kecemasan
- Rasa malu dan penurunan harga diri
Sebuah studi di Journal of Family Psychology (2014) menemukan bahwa korban dan pelaku perselingkuhan sama-sama mengalami penurunan kesehatan mental, termasuk rasa bersalah dan stres berkepanjangan.
Pertanyaan yang Sering Muncul: "Mengapa Dia Selingkuh?"
Banyak korban selingkuh terus bertanya-tanya, "Apa penyebab pasangannya berselingkuh?"
Menurut Durvasula dan psikolog Eve Kilmer, alasan orang berselingkuh sangat beragam, antara lain:
- Kepercayaan diri rendah – Ingin merasa diinginkan.
- Kebutuhan emosional tidak terpenuhi – Kurang perhatian dari pasangan.
- Ada kesempatan – "Kalau bisa, kenapa tidak?"
- Mencari sensasi – Bosan dengan hubungan yang monoton.
- Narsisme – Suka dikagumi banyak orang.
- Ketidakbahagiaan dalam hubungan – Tapi tidak berani mengakhirinya.
- Pengaruh alkohol & obat-obatan – Hilangnya kendali diri.
- Ketakutan akan penuaan – Ingin membuktikan masih menarik.
Dr. John Gottman dari The Gottman Institute menambahkan bahwa perselingkuhan sering terjadi karena jarak emosional dalam hubungan.
"Ketika seseorang tidak bisa mengandalkan pasangannya, mereka mencari perhatian di luar," ujar terapis Jinashree Rajendrakumar.
Di AS, data YouGov (2015) menunjukkan 21% pria dan 19% wanita mengaku pernah berselingkuh.
Baca Juga: Obrolan Warteg: Hari Kebahagiaan Sedunia
Lalu, Bagaimana Menyikapi Kasus Ridwan Kamil?
Terlepas dari kebenaran isu ini, ada beberapa pelajaran yang bisa diambil:
- Jangan buru-buru menghakimi – Tunggu bukti kuat sebelum menyimpulkan.
- Perselingkuhan punya dampak serius – Baik bagi keluarga maupun mental anak.
- Pentingnya komunikasi dalam hubungan – Banyak perselingkuhan terjadi karena masalah yang tidak diselesaikan.
Jika RK benar difitnah, ini menjadi pelajaran bahwa karakter publik rentan dijadikan sasaran. Namun jika terbukti bersalah, ini menunjukkan bahwa perselingkuhan bisa merusak reputasi dan kepercayaan publik.
Kasus Ridwan Kamil mengingatkan kita bahwa perselingkuhan bukan sekadar urusan pribadi, tapi juga bisa menjadi masalah hukum dan reputasi.
Sementara itu, memahami dampak psikologis dan alasan di balik perselingkuhan membantu kita lebih waspada dalam menjaga hubungan.
Bagaimana pendapatmu? Apakah isu RK ini murni fitnah atau ada kebenarannya? Share di kolom komentar!.