Inilah Ibadah yang Bisa Dilakukan Wanita Haid Saat Bulan Ramadhan 2025. (Sumber: Unsplash/Hasan Almasi)

KHAZANAH

Inilah Ibadah yang Bisa Dilakukan Wanita Haid Saat Bulan Ramadhan 2025

Rabu 26 Mar 2025, 23:54 WIB

POSKOTA.CO.ID - Pada bulan Ramadhan 2025, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah selain ibadah puasa.

Namun, bagi wanita haid tentunya mereka tidak diperbolehkan untuk berpuasa, dan membaca Alquran.

Sebagian wanita haid beranggapan tidak bisa melakukan ibadah secara optimal pada bulan Ramadhan.

Baca Juga: Inilah Pahala Menunaikan Zakat Fitrah Menjelang Idul Fitri 2025

Meski begitu, tidak perlu bersedih dan takut kehilangan pahala dari ibadah yang ditinggalkan. 

Dikutip dari beragam sumber, meninggalkan ibadah saat haid atau nifas adalah bentuk ketaatan kepada Allah Swt. Bahkan wanita haid mendapatkan pahala seperti wajibnya shalat ketika suci. 

Hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah Saw, 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا مَرِضَ العَبْدُ، أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Jika seorang ahli ibadah jatuh sakit atau safar, ia tetap diberi pahala ibadah sebagaimana ketika ia sehat atau sebagaimana ketika ia tidak dalam safar” (HR. Bukhari). 

Adapun deretan 7 ibadah yang bisa dilakukan oleh wanita haid saat bulan Ramadhan, apa saja? Berikut penjelasannya yang dikutip dari Islami.co. 

Baca Juga: Bagaimana Hukum Zakat Fitrah Bagi Bayi di Dalam Kandungan? Berikut Ini Penjelasannya

1. Membangunkan sahur

Wanita haid dapat memperbanyak amalan baik di bulan Ramadhan dengan membangunkan sahur, dan menyiapkan makan sahur untuk orang yang akan berpuasa. 

Kebaikan sekecil apapun yang dilakukan selama bulan Ramadhan akan bernilai ibadah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, 

“Setiap kebaikan adalah sedekah, dan di antara bentuk kebaikan adalah kamu berjumpa saudaramu dengan wajah yang menyenangkan, dan kamu menuangkan air dari ember mu ke dalam bejana milik saudaramu" (HR Muslim, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Ahmad). 

Bahkan menuangkan air ke dalam bejana milik orang lain saja dinilai kebaikan.

Baca Juga: LENGKAP! Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri hingga Keluarga, Simak Cara Bayarnya di Sini

2. Memberi makan orang yang sedang berpuasa 

Wanita haid dapat beribadah dengan memberi makan orang yang berbuka puasa. 

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Rasulullah Saw bersabda “Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala dari orang yang berpuasa itu sedikitpun". 

3. Mendengarkan Al-Qur'an 

Meskipun tidak diperbolehkan memegang Al-Quran, perempuan yang haid diperbolehkan untuk mendengarkannya. Sebagaimana hadis riwayat Ibnu Majah,

Dari Aisyah Ra ia berkata “Rasulullah Saw meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang haid dan ia membaca Al-Qur’an”. 

Dengan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran, hatinya akan selalu terpaut pada kalam-kalam Allah dan senantiasa mendapat rahmat. 

Baca Juga: Berburu Lailatul Qadar, Ini Syarat-Syarat I'tikaf pada 10 Malam Terakhir Ramadhan

Sebagaimana dalam firman Allah SWT, 

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-A’raf: 204). 

4. Bersedekah 

Hadis riwayat Tirmidzi menjelaskan wanita haid dapat melakukan sedekah. 

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ، قِيلَ: فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ.

Dari Anas, ia berkata: Rasulullah Saw ditanya “Puasa apakah yang lebih utama setelah Ramadhan? Rasulullah Saw bersabda (puasa di bulan) Sya’ban untuk mengagungkan Ramadhan, lalu sedekah apa yang paling utama? Sedekah di bulan Ramadhan” (HR. Tirmidzi). 

Hikmah dari puasa adalah sebagai pengingat akan penderitaan orang-orang miskin. Maka hendaklah umat Muslim meningkatkan kualitas amalan sedekahnya di bulan ini. 

Baca Juga: Wania Haid Tetap Bisa Dapat Pahala di Malam Lailatul Qadar, Begini Caranya

5. Berdzikir 

Wanita haid diperbolehkan untuk berdzikir. Hal tersebut sebagaimana hadis Nabi SAW : 

"Kami diperintahkan supaya menyuruh keluar para perempuan yang dipingit dalam rumah untuk keluar pada hari raya, bahkan perempuan yang sedang haid. Mereka mengucapkan takbir mengikuti takbirnya kaum laki-laki, dan berdoa mengikuti kaum laki-laki dengan mengharap barakah dan kesucian hari raya tersebut." (HR Bukhari Muslim). 

Selain berdzikir, mayoritas para ulama memperbolehkan wanita haid untuk membaca wirid. 

Sehingga meskipun sedang dalam masa haid, wanita haid tetap banyak mengingat Allah SWT. Jangan lupa juga untuk membaca Bismillah dan doa dalam setiap kegiatan. 

Baca Juga: 5 Ide Hampers Lebaran 2025 Menarik dan Kekinian

6. Bershalawat kepada Nabi 

Wanita haid diperbolehkan untuk bershalawat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, 

“Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.” (HR Tirmidzi). 

7. Menuntut ilmu

Tak ada larangan bagi wanita haid untuk tetap menuntut ilmu. Pada masa suci hendaklah perbanyak membaca Al-Quran. Sedangkan ketika masa haid, hendaklah membaca tafsirnya. 

Wanita haid juga disarankan untuk banyak membaca dan mengikuti majlis ilmu, terutama saat bulan Ramadhan. 

Banyak hadis yang meriwayatkan keutamaan orang yang menuntut ilmu. Kebaikan menuntut ilmu bahkan sama dengan membaca Al-Quran.

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah, 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ مِنْ بَعْضِ حُجَرِهِ، فَدَخَلَ الْمَسْجِدَ، فَإِذَا هُوَ بِحَلْقَتَيْنِ، إِحْدَاهُمَا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ، وَيَدْعُونَ اللَّهَ، وَالْأُخْرَى يَتَعَلَّمُونَ وَيُعَلِّمُونَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلٌّ عَلَى خَيْرٍ، هَؤُلَاءِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ، وَيَدْعُونَ اللَّهَ، فَإِنْ شَاءَ أَعْطَاهُمْ، وَإِنْ شَاءَ مَنَعَهُمْ، وَهَؤُلَاءِ يَتَعَلَّمُونَ وَيُعَلِّمُونَ، وَإِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا فَجَلَسَ مَعَهُمْ

"Dari Abdullah bin Amr, ia menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah Saw masuk ke masjid. Di dalam masjid tersebut ada dua kelompok sahabat yang sedang berkumpul. Kelompok pertama sedang membaca al-Qur’an dan berdoa. Sementara kelompok kedua sedang belajar dan mengajar. Rasulullah Saw pun bersabda “Mereka semua berada dalam kebaikan, yakni mereka yang membaca al-Qur’an dan berdoa kepada Allah, jika Allah berkehendak Dia akan memberi (apa yang mereka minta) dan jika Allah berkehendak Dia akan menahannya dan (kedua) mereka yang belajar dan mengajar. Sesungguhnya aku diutus sebagai seorang guru. Kemudian Rasulullah Saw duduk dan bergabung bersama kelompok yang kedua." (HR Ibnu Majah)

Tags:
ibadah puasaRamadhanwanita haid

Resi Siti Jubaedah

Reporter

Resi Siti Jubaedah

Editor