POSKOTA.CO.ID - Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil lagi-lagi membuat heboh dunia maya. Kali ini dugaan perselingkuhan menyeruak jagat maya.
Kabarnya seorang wanita bernama Lisa Mariana mengaku sebagai wanita simpanan sang mantan Calon Gubernur DKI Jakarta tersebut. Lisa mengungkapkan melalui akun Instagram @playitsafebabynews. Bahkan dirinya mengaku sudah hamil oleh pria yang diduga Ridwan Kamil tersebut.
Nama Ridwan Kamil tak asing di dunia politik Indonesia. Arsitek yang beralih menjadi politisi ini mengawali kariernya sebagai Wali Kota Bandung, lalu melesat menjadi Gubernur Jawa Barat.
Namun, langkahnya menuju DKI Jakarta justru kandas. Bagaimana perjalanan politiknya, dan apa saja kontroversi yang menyertainya?
Baca Juga: Wanita Diduga Selingkuhan Ridwan Kamil Akui Sempat Dapat Ancaman untuk Menutupi Kehamilannya
Wali Kota Bandung: Sang Arsitek yang Mengubah Kota
Ridwan Kamil mulai dikenal luas saat terpilih sebagai Wali Kota Bandung pada 2013. Berkat latar belakangnya sebagai arsitek, ia menata ulang wajah kota dengan program revitalisasi taman, transportasi publik, dan Bandung Smart City. Di media sosial, ia tampil santai dan akrab dengan warganya, membuatnya dijuluki "wali kota gaul".
Namun, tidak semua kebijakan berjalan mulus. Salah satu kontroversi yang mencuat adalah proyek Bandung Teknopolis di Gedebage, yang digadang-gadang menjadi pusat teknologi masa depan. Sayangnya, proyek ini berjalan lambat dan masih jauh dari harapan hingga akhir masa jabatannya.
Gubernur Jawa Barat: Gaya Kepemimpinan yang Menuai Pro-Kontra
Pada 2018, Ridwan Kamil naik kelas menjadi Gubernur Jawa Barat dengan mengusung program inovatif, seperti Desa Digital, Jabar Quick Response, dan One Village One Company. Gaya komunikasinya yang aktif di media sosial membuatnya tetap populer, tetapi juga menjadi bumerang.
Baca Juga: Trending di X, Perempuan Diduga Selingkuhan Ridwan Kamil Buka Suara, Tuntut Nafkah Anaknya
Gagal Menuju DKI Jakarta: Manuver Politik yang Tak Berjalan Mulus
Setelah sukses di Jawa Barat, Ridwan Kamil disebut-sebut sebagai kandidat kuat Gubernur DKI Jakarta. Namun, langkahnya tersandung berbagai faktor politik.
Salah satunya adalah ketidakjelasan dukungan dari partai-partai besar, yang lebih mengutamakan figur lain dengan basis elektoral lebih kuat di ibu kota.
.jpg)
