Meskipun terkenal di Italia, sistem ini pertama kali dirancang oleh pelatih asal Austria, Karl Rappan, di tahun 1930-an.
Ia menyebut pendekatan ini sebagai "verrou" atau "bolt", yang kemudian diadaptasi oleh pelatih Italia, salah satunya, seperti Nereo Rocco.
Rocco menggunakan Catenaccio untuk membawa timnya, seperti AC Milan, meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk dua trofi Liga Champions Eropa.
Baca Juga: Timnas Indonesia Cocok Bermain dengan Gaya Total Football? Simak Penjelasannya
Catenaccio memiliki dampak besar pada sepak bola Italia, menjadikan mereka salah satu negara paling sukses dalam sejarah olahraga ini dengan empat gelar Piala Dunia dan dua trofi Piala Eropa.
Nama-nama besar seperti Franco Baresi, Fabio Cannavaro, dan Giorgio Chiellini adalah produk dari filosofi bertahan yang berakar pada Catenaccio.