Ustaz Tajuddin Arafat menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar memberikan suasana yang teduh, sejuk, dan nyaman. (Sumber: Capture channel YouTube NU Online)

KHAZANAH

Malam Penuh Kedamaian: Tanda-Tanda Datangnya Lailatul Qadar yang Dinantikan Umat Islam

Sabtu 22 Mar 2025, 23:29 WIB

POSKOTA.CO.ID - Ramadhan memasuki fase akhirnya. Umat Islam di seluruh dunia kini bersiap menjemput malam istimewa yang keutamaannya disebut lebih baik dari seribu bulan yakni Lailatul Qadar.

Malam yang penuh kemuliaan ini menjadi momen yang paling dinantikan, terutama pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Banyak yang bertanya-tanya, seperti apa tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar? Salah satu ciri yang paling umum disebutkan dalam berbagai riwayat adalah suasana malam yang begitu tenteram.

Udara terasa sejuk, tidak panas maupun dingin yang menusuk. Hati orang-orang yang beribadah pun dipenuhi semangat dan rasa damai, seolah dimudahkan untuk menghidupkan malam itu dengan berbagai amalan.

Baca Juga: Ciri Malam Lailatul Qadar: Keistimewaan dan Cara Menyambutnya

Dalam kajiannya yang diunggah di channel YouTube NU Online, Ustaz Tajuddin Arafat menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar memberikan suasana yang teduh, sejuk, dan nyaman.

Hal ini, menurut beliau, membuat orang-orang yang beribadah di malam itu merasa lebih semangat, optimis, bahagia, serta benar-benar menikmati ibadah mereka.

Bukan Sekadar Malam Biasa

Dalam sebuah penjelasan dari Syekh Abdullah bin Muhammad Najib Sirajuddin Al-Husaini, disebutkan bahwa Lailatul Qadar membawa suasana yang berbeda dari malam-malam lainnya.

Saat malam itu tiba, banyak orang merasakan ketenangan yang tidak biasa. Semangat beribadah terasa menggebu, seakan segala beban dunia menghilang sementara, digantikan oleh kedamaian hati dan kebahagiaan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.

Rasulullah SAW pun memberikan contoh bagaimana beliau mempersiapkan diri menyambut sepuluh malam terakhir Ramadhan. Dalam riwayat Siti Aisyah RA, diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya.

Beliau menghidupkan malam-malam tersebut dengan salat, zikir, membaca Al-Qur'an, dan membangunkan keluarganya untuk turut meraih keberkahan.

Ustaz Tajuddin Arafat juga mengingatkan bahwa Rasulullah SAW bersungguh-sungguh di sepuluh malam terakhir, bahkan dikisahkan beliau mengencangkan ikat pinggangnya sebagai simbol bahwa beliau sangat serius dalam menghidupkan malam-malam penuh keutamaan itu.

Baca Juga: Begini Perbedaan Malam Lailatul Qadar dan Nuzulul Qur'an Menurut Syekh Ali Jaber

Waspadai Tanda-Tanda Pagi Hari Setelah Lailatul Qadar

Bukan hanya di malam hari, tanda-tanda kehadiran Lailatul Qadar juga bisa dikenali keesokan paginya. Dalam riwayat yang disampaikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dari sahabat Ubadah bin Shamit RA, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa setelah malam Lailatul Qadar, matahari akan terbit dengan sinar yang lembut, tanpa terik panas yang menyengat. Udara pagi terasa sejuk, suasana alam pun tampak damai.

Tanda ini menjadi semacam "konfirmasi" bagi mereka yang telah menghidupkan malam sebelumnya dengan ibadah. Ada rasa lega, bahagia, dan syukur bahwa amal mereka telah dilakukan di malam yang mulia itu.

Ustaz Tajuddin Arafat menambahkan, tanda pagi setelah Lailatul Qadar ini memberikan semangat baru bagi seorang hamba untuk terus konsisten dalam amal baik, bahkan setelah Ramadhan berlalu.

Menghidupkan Malam Lailatul Qadar: Lebih dari Sekadar Ibadah

Lailatul Qadar bukan hanya soal malam yang tenang atau suasana yang nyaman. Ia adalah puncak perjalanan spiritual Ramadhan. Di malam ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak istigfar dan memohon ampunan Allah SWT. Doa yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah:

"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni".

"Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai ampunan, maka ampunilah aku."

Menurut Ustaz Tajuddin Arafat, makna ampunan sangat dalam di bulan Ramadhan ini. Karena pada dasarnya, manusia sangat rentan melakukan kesalahan. Oleh sebab itu, memohon ampunan kepada Allah di malam yang penuh berkah ini adalah sebuah keharusan bagi siapa saja yang ingin keluar dari Ramadhan dalam keadaan suci.

Baca Juga: Prediksi Malam Lailatul Qadar Ramadhan 2024, Ketahui Tanda-Tanda dan Faktanya

Jangan Sampai Terlewatkan!

Betapa rugi seseorang yang lalai, sementara malam agung ini hadir tanpa ia manfaatkan. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa saja yang beribadah di malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu.

Bayangkan, seseorang lebih memilih menghabiskan malam itu untuk hal yang sia-sia, padahal satu malam tersebut lebih mulia daripada seribu bulan ibadah! Maka, tak ada kata lain selain memaksimalkan sisa Ramadhan ini, berharap bisa bertemu dan memuliakan malam Lailatul Qadar.

Kesempatan Terbuka Lebar, Siapkah Kita Menyambutnya?

Lailatul Qadar pasti akan datang. Tinggal kita mau menjemputnya atau tidak. Seperti yang disampaikan Ustaz Tajuddin Arafat di akhir tausiyahnya di NU Online, “Tak ada kata tidak bertemu bagi siapa saja yang senantiasa menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan ibadah yang tulus.”

Kini, semua kembali pada pilihan masing-masing: maukah kita menjadi bagian dari orang-orang yang mendapat kemuliaan Lailatul Qadar, atau justru menyia-nyiakan malam paling mulia yang Allah hadiahkan di bulan suci ini?

Tags:
Tajuddin ArafatRamadhanLailatul Qadar 2025Lailatul Qadar

Yugi Prasetyo

Reporter

Yugi Prasetyo

Editor