POSKOTA.CO.ID - Ramadhan memasuki fase akhirnya. Umat Islam di seluruh dunia kini bersiap menjemput malam istimewa yang keutamaannya disebut lebih baik dari seribu bulan yakni Lailatul Qadar.
Malam yang penuh kemuliaan ini menjadi momen yang paling dinantikan, terutama pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Banyak yang bertanya-tanya, seperti apa tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar? Salah satu ciri yang paling umum disebutkan dalam berbagai riwayat adalah suasana malam yang begitu tenteram.
Udara terasa sejuk, tidak panas maupun dingin yang menusuk. Hati orang-orang yang beribadah pun dipenuhi semangat dan rasa damai, seolah dimudahkan untuk menghidupkan malam itu dengan berbagai amalan.
Baca Juga: Ciri Malam Lailatul Qadar: Keistimewaan dan Cara Menyambutnya
Dalam kajiannya yang diunggah di channel YouTube NU Online, Ustaz Tajuddin Arafat menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar memberikan suasana yang teduh, sejuk, dan nyaman.
Hal ini, menurut beliau, membuat orang-orang yang beribadah di malam itu merasa lebih semangat, optimis, bahagia, serta benar-benar menikmati ibadah mereka.
Bukan Sekadar Malam Biasa
Dalam sebuah penjelasan dari Syekh Abdullah bin Muhammad Najib Sirajuddin Al-Husaini, disebutkan bahwa Lailatul Qadar membawa suasana yang berbeda dari malam-malam lainnya.
Saat malam itu tiba, banyak orang merasakan ketenangan yang tidak biasa. Semangat beribadah terasa menggebu, seakan segala beban dunia menghilang sementara, digantikan oleh kedamaian hati dan kebahagiaan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
Rasulullah SAW pun memberikan contoh bagaimana beliau mempersiapkan diri menyambut sepuluh malam terakhir Ramadhan. Dalam riwayat Siti Aisyah RA, diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya.
Beliau menghidupkan malam-malam tersebut dengan salat, zikir, membaca Al-Qur'an, dan membangunkan keluarganya untuk turut meraih keberkahan.
Ustaz Tajuddin Arafat juga mengingatkan bahwa Rasulullah SAW bersungguh-sungguh di sepuluh malam terakhir, bahkan dikisahkan beliau mengencangkan ikat pinggangnya sebagai simbol bahwa beliau sangat serius dalam menghidupkan malam-malam penuh keutamaan itu.