"Dampak dari angin puting beliung, kerusakan asbes berdiameter 7x5 meter. Tapi hari ini dikasih hujan jadi kebanjiran juga, istri dan anak gotong royong membuang air dengan peralatan rumah tangga seadanya," jelasnya.
Menjelang Lebaran, Yusuf hanya bisa pasrah menerima keadaan.
"Namanya alam, kita tidak bisa cegah, jika musibah datang kita tidak bisa berbuat apa-apa, terima saja. Paling tidak berharap ada donatur atau bantuan dalam memperbaiki atap rumah bisa kembali seperti sedia kala lagi," tuturnya dengan nada penuh harapan.
Meski musibah menerpa, Yusuf sekeluarga tetap menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesabaran.
"Lebaran tahun ini kita jalankan dengan keadaan apa adanya saja sekarang. Musibah yang kita dapatkan ini baru pertama kali terjadi berupa angin puting beliung di pemukiman sini," ujarnya.
Baca Juga: Iip Lindungi Bayi 1,5 Tahun Saat Atap Rumah Tersapu Angin Puting Beliung
Atap Musala Juga Ikut Tersapu
Tak hanya rumah warga, musibah ini juga berdampak pada musala Al-Mubarokah. Safrudin, 57 tahun, warga Kampung Mangga, menyebutkan bahwa atap musala ikut tersapu angin.
"Satu lembar plat baja ringan musala juga disapu angin puting beliung hingga rusak," ungkap Safrudin.
Selain itu, sisa-sisa material seperti asbes dan akrilik dari rumah-rumah yang terkena dampak puting beliung berserakan di sekitar area musala.
"Sisa-sisa akrilik asbes rumah warga saat tersapu angin tiba-tiba ada di depan musala. Daripada dibuang, bisa dijual loakan," kata Safrudin.
Ia menambahkan bahwa banyak rumah di lingkungan RT 3 dan RT 4 RW 3 mengalami kerusakan serupa.
"Rumah-rumah yang ada di Kampung Mangga ini atapnya rata-rata pada kebawa angin puting beliung. Sehingga masing-masing juga lagi swadaya pada membenarkan dengan menutup menggunakan terpal dan bahan-bahan seadanya dulu," ujarnya.