Ilustrasi. Penjelasan Buya Yahya mengenai adab i'tikaf di masjid pada 10 hari terakhir Ramadhan. (Sumber: Freepik)

KHAZANAH

Adab I'tikaf di Masjid pada 10 Malam Terakhir Ramadhan Menurut Buya Yahya

Sabtu 22 Mar 2025, 10:01 WIB

POSKOTA.CO.ID - Buya Yahya menjelaskan bahwa ada adab yang perlu dipahami saat menjalani i'tikaf di masjid pada 10 hari terakhir Ramadhan untuk menggapai malam Lailatul Qadar.

Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa dalam bulan Ramadhan. Allah SWT menyembunyikan malam tersebut sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada umat manusia.

Tidak ada yang mengetahui dengan pasti kapan terjadinya Lailatul Qadar, namun Allah memberi petunjuk melalui berbagai tanda.

Malam ini bisa terjadi pada berbagai waktu sepanjang bulan Ramadan, baik di awal, pertengahan, maupun di akhir Ramadhan.

Baca Juga: Ramadhan di Masjid At-Tin, dari Sulap hingga I'tikaf

Oleh karena itu, bagi siapa saja yang mempersiapkan diri sejak awal Ramadan, mereka berkesempatan meraih berkah dari Lailatul Qadar.

Bagi mereka yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar, bukanlah hal yang mudah. Ibadah yang konsisten dan penuh keseriusan harus dilakukan setiap malam.

Setiap malam merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, baik dengan membaca Al Quran, berdoa, maupun melakukan ibadah lainnya.

Para ulama mengajarkan bahwa meskipun Lailatul Qadar lebih sering terjadi pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, kita tidak bisa hanya fokus pada malam ganjil saja.

Dikutip dari YouTube Buya Yahya, berikut ini penjelasan mengenai i'tikaf yang dilaksanakan pada 10 hari terakhir Ramadahan.

Keutamaan dan Amalan di Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

Baca Juga: Perkuat Keimanan dan Taqwa, Personil Polda Banten Gelar I'tikaf

Sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama malam-malam ganjil, memang memiliki keutamaan yang luar biasa.

Namun, kita perlu memahami bahwa Lailatul Qadar tidak hanya ada di malam ganjil tersebut.

Malam ini bisa terjadi kapan saja, sehingga seseorang yang serius merindukannya akan tetap bersemangat untuk beribadah sepanjang Ramadhan.

Oleh karena itu, tidak seharusnya kita hanya mengandalkan malam ganjil untuk mendapatkan keberkahan tersebut.

Dalam setiap malam, kita harus berusaha meningkatkan kualitas ibadah, baik itu salat, membaca Al Quran, ataupun amalan-amalan lainnya.

I'tikaf: Menghidupkan Malam Ramadhan dengan Ibadah

I'tikaf adalah salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh keberkahan di sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Secara definisi fikih, iktikaf berarti tinggal di dalam masjid dengan niat beribadah.

Meskipun demikian, i'tikaf tidak hanya terbatas pada duduk di masjid. Yang lebih penting adalah niat untuk beribadah dan menjauhi perbuatan maksiat.

Dalam i'tikaf, seseorang diharapkan dapat memfokuskan diri pada ibadah dan meningkatkan kualitas hubungan spiritual dengan Allah.

Beberapa amalan yang dapat dilakukan saat i'tikaf antara lain:

1. Salat Malam – Salah satu amalan utama selama iktikaf adalah salat malam. Salat ini bisa berupa salat tahajud atau salat sunnah lainnya.

2. Membaca Al Quran – Membaca Al Quran dengan penuh perhatian dan pemahaman sangat dianjurkan selama i'tikaf.

3. Tafakur dan Merenung – Seseorang yang melakukan i'tikaf juga sebaiknya menyisihkan waktu untuk merenung (tafakur) dan introspeksi diri. Ini adalah kesempatan untuk merenungkan hubungan kita dengan orang tua, pasangan, dan sesama.

Namun, kata Buya Yahya, bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk melakukan i'tikaf di masjid, tidak perlu berkecil hati. Allah Maha Tahu akan keadaan hamba-Nya.

Selanjutnya, Buya Yahya juga mengatakan, wanita yang tidak bisa pergi ke masjid atau mereka yang tinggal jauh dari masjid yang layak untuk i'tikaf, masih dapat memperoleh pahala yang sama dengan beribadah di rumah.

Ibadah di rumah, lanjutnya, jika dilaksanakan dengan niat yang ikhlas, juga dapat menjadi sarana untuk mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar.

I'tikaf yang Ideal

I'tikaf yang ideal adalah menghidupkan malam Ramadhan dengan salat Isya berjamaah, salat Subuh berjamaah, dan memperbanyak ibadah lainnya.

Jika tidak memungkinkan untuk melaksanakan i'tikaf secara penuh, kita bisa memilih untuk melakukan ibadah secara singkat.

Dalam mazhab Syafi'i, i'tikaf bisa dilakukan dalam waktu singkat, asalkan dilakukan dengan niat yang benar dan tidak ada gangguan yang menghalangi.

Misalnya, seseorang dapat memilih untuk beristirahat setelah salat tarawih, kemudian bangun pada sepertiga malam terakhir untuk beribadah hingga pagi.

Dengan melakukan zikir, doa, dan membaca Al Quran pada malam-malam tersebut, diharapkan seseorang bisa meraih keberkahan dari Allah.

Tags:
malam Lailatul Qadar10 hari terakhir Ramadhani'tikafBuya Yahya

Rinrin Rindawati

Reporter

Rinrin Rindawati

Editor