Sebelum memulai itikaf, niatkan dalam hati bahwa ibadah ini dilakukan semata-mata karena Allah SWT. Dalam mazhab Syafi’i, bacaan niat itikaf adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ الْاِعْتِكَافَ فِي هَذَا المَسْجِدِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitul I'tikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat itikaf di masjid ini, sunnah karena Allah Ta’ala."
Baca Juga: Hukum, Rukun, dan Waktu Pelaksanaan Itikaf di 10 Hari Terakhir Ramadhan
2. Memasuki Masjid
Masuklah ke dalam masjid dengan mendahulukan kaki kanan, lalu ucapkan doa masuk masjid. Setelah itu, laksanakan shalat sunnah tahiyatul masjid dua rakaat.
3. Berdiam Diri dan Memperbanyak Ibadah
Selama menjalani itikaf, fokuskan diri untuk melakukan berbagai amalan ibadah, seperti:
- Membaca Al-Qur’an dan mentadabburi maknanya.
- Memperbanyak dzikir dan doa.
- Melaksanakan shalat sunnah, termasuk shalat tahajud dan witir di malam hari.
- Memohon ampunan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4. Menjauhkan Diri dari Hal yang Sia-Sia
Saat itikaf, hindarilah aktivitas yang tidak bermanfaat, seperti mengobrol tanpa tujuan, bermain ponsel secara berlebihan, atau tidur sepanjang waktu. Fokuskan pikiran dan hati hanya untuk Allah SWT.
Hal yang Membatalkan Itikaf
Agar itikaf tetap sah, perhatikan beberapa hal yang dapat membatalkan itikaf, yaitu:
- Keluar masjid tanpa keperluan yang mendesak.
- Melakukan hubungan suami istri.
- Murtad atau keluar dari agama Islam.
- Hilang akal karena mabuk atau gila.
- Bagi wanita, datangnya haid atau nifas.
Baca Juga: Bolehkah Itikaf di Rumah? Begini Hukumnya
Berapa Lama Waktu Itikaf?
Durasi itikaf tidak memiliki batasan minimal atau maksimal. Namun, jika ingin mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar, sebaiknya lakukan itikaf selama 10 malam terakhir Ramadhan.
Umat Islam dapat memulai itikaf sejak malam tanggal 21 Ramadhan dan mengakhirinya saat menjelang shalat Idul Fitri.