POSKOTA.CO.ID - Pada malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, umat Muslim dianjurkan untuk mengumandangkan takbir sebagai bentuk pengagungan terhadap Allah.
Rupanya ada perbedaan antara takbir Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha yang tak banyak orang tahu.
Menurut penjelasan Buya Yahya, takbir memiliki dua jenis, yaitu Takbir Mutlak dan Takbir Muqayyad.
Kedua jenis takbir ini memiliki perbedaan dalam waktu dan pelaksanaannya.
Baca Juga: Sejumlah Saldo Dana Bansos Cair Jelang Idul Fitri, Cek Daftar dan Nominalnya!
Jenis-jenis Takbir
1. Takbir Mutlak (Mursal)
Takbir ini adalah takbir yang tidak terikat dengan waktu tertentu dan dapat dikumandangkan kapan saja, seperti di pasar-pasar dan jalan-jalan.
Takbir Mutlak ini dianjurkan untuk dikumandangkan selama malam Hari Raya Idul Adha, sebagai bagian dari syiar agama.
2. Takbir Muqayyad
Takbir ini dikumandangkan setelah salat, baik salat fardhu maupun salat sunnah.
Takbir Muqayyad ini memiliki waktu tertentu, yang sesuai dengan waktu salat, seperti setelah salat Subuh pada Hari Raya Idul Adha.
Takbir ini terikat dengan waktu salat dan harus dilaksanakan setelah salat selesai.
Pendapat Imam Syafi'i Mengenai Takbir Muqayyad
Baca Juga: Apa Saja Bantuan Sosial yang Akan Dicairkan Sebelum Lebaran Idul Fitri 2025? Berikut Daftarnya!
Di dalam mazhab Syafi'i, ada dua pendapat terkait waktu takbir Muqayyad:
- Pendapat pertama
Takbir Muqayyad dimulai sejak waktu Subuh pada Hari Raya Idul Adha.
- Pendapat kedua
Takbir Muqayyad dilakukan setelah salat Subuh.
Namun, kedua pendapat ini tidak terlalu berbeda, karena pada dasarnya takbir dilakukan setelah salat Subuh.
Hal ini sesuai dengan ajaran bahwa takbir harus dilaksanakan setelah salat, baik itu salat fardhu maupun salat sunnah.
Takbir Mursal di Hari Raya Idul Adha
Takbir Mursal adalah takbir yang tidak terikat dengan waktu salat. Takbir ini dapat dikumandangkan kapan saja, mulai dari malam Hari Raya Idul Adha hingga hari-hari Tasyrik.
Takbir ini dapat didengungkan di jalanan, pasar, dan tempat umum sebagai bentuk syiar Islam.
Waktu takbir Mursal di Hari Raya Idul Adha dimulai dari malam Hari Raya, seiring dengan datangnya malam Idul Adha.
Dikutip dari YouTube Buya Yahya, nerikut ini adalah perbedaan takbir Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Perbedaan Takbir Idul Fitri dan Idul Adha
Takbir di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya.
Pada Idul Fitri, sebagian besar ulama, termasuk dalam mazhab Syafi'i, berpendapat bahwa takbir Mursal dimulai setelah terbenamnya matahari pada malam Idul Fitri, dan takbir ini dapat dikumandangkan tanpa terikat dengan waktu salat.
Sementara itu, pada Hari Raya Idul Adha, takbir Muqayyad yang dikumandangkan setelah salat Subuh adalah amalan yang lebih utama.
Waktu Takbir Muqayyad dan Mursal
Menurut mazhab Syafi'i, takbir Muqayyad dimulai sejak waktu Subuh pada Hari Raya Idul Adha dan berlanjut hingga berakhirnya hari Tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah).
Selama periode ini, umat Muslim dianjurkan untuk mengumandangkan takbir setelah setiap salat fardhu.
Sementara itu, takbir Mursal dapat dikumandangkan bebas selama malam Hari Raya Idul Adha hingga berakhirnya hari Tasyrik, dan ini lebih banyak dilakukan di tempat umum seperti pasar dan jalan-jalan.
Zikir dan Takbir di 10 Awal Zulhijah
Pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, termasuk takbir, tahlil, dan tahmid.
Hal ini sejalan dengan hadis yang menyarankan untuk memperbanyak dzikir dalam sepuluh hari pertama Zulhijah. Zikir utama yang dianjurkan adalah:
- Subhanallah (Maha Suci Allah)
- Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah)
- La Ilaha Illallah (Tiada Tuhan selain Allah)
- Allahu Akbar (Allah Maha Besar)