POSKOTA.CO.ID - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyatakan proses ground check Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai basis data penerima bansos (bantuan sosial) terancam terlambat.
Hingga saat ini, progres pengecekan baru mencapai 25%, jauh dari target yang ditetapkan.
Gus Ipul menjelaskan, keterlambatan ini dipengaruhi oleh dua faktor utama: suasana bulan puasa dan kendala akses di lapangan.
Selama Ramadan, intensitas kerja lapangan cenderung menurun karena penyesuaian jam kerja dan kondisi fisik petugas. “Mudah-mudahan setelah Lebaran bisa dipercepat lagi,” ujarnya.
Selain itu, tantangan geografis menjadi penghambat serius. Sejumlah daerah terpencil harus dijangkau dengan perahu atau melewati medan berat.
“Tidak semua wilayah seperti Jakarta yang aksesnya mudah,” tambah Gus Ipul. Hal ini memperlambat proses validasi data penerima bansos, terutama di daerah pedesaan dan kepulauan.
Tantangan Medan dan Koordinasi Lapangan
Meski sebagian besar data DTSEN dinilai sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, kesulitan akses antar daerah membuat proses verifikasi tidak merata.
Misalnya, di wilayah Papua atau Kalimantan, tim ground check harus menghadapi jalan berlumpur atau transportasi terbatas.
Koordinasi dengan pemerintah daerah juga membutuhkan waktu lebih lama karena perbedaan kapasitas sumber daya.
Gus Ipul menegaskan, akurasi data tetap menjadi prioritas meski tenggat waktu tertekan. “Sebagian besar cocok dengan data yang kita punya. Tapi validasi di lapangan tetap wajib untuk memastikan bansos tepat sasaran,” tegasnya.