POSKOTA.CO.ID – Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, umat Islam diimbau untuk terus meningkatkan amal ibadah dan tidak terlena dengan persiapan lebaran.
Pada 10 hari menjelang Idul Fitri, umat muslim bisa memanfaatkan waktu ini untuk memperbanyak ibadah khususnya pada malam hari.
Ini dilakukan sebagai upaya meraih keutamaan malam yang lebih baik dari 1000 bulan yaitu malam Lailatul Qadar. Ibadah yang dianjurkan salah satunya adalah itikaf.
Baca Juga: Ciri Ciri Malam Lailatul Qadar yang Wajib Diperhatikan
Apa Itu Itikaf?
Itikaf adalah kegiatan berdiam diri di masjid dan menghabiskan waktu tersebut untuk beribadah kepada Allah Swt secara khusyuk.
Sebenarnya, Itikaf bisa dilakukan kapan saja. Namun, mengisi 10 malam terakhir bulan Ramadhan dengan Itikaf lebih dianjurkan karena amalan ini memiliki banyak keutamaan.
Hukum melaksanakan Itikaf adalah sunnah. Ini dapat dilakukan pada setiap saat. Namun, hukumnya dapat berubah pada kondisi tertentu. Menjadi wajib jika dinazarkan, haram jika dilakukan oleh istri atau hamba sahaya tanpa izin.
Selain itu hukumnya bisa menjadi makruh bila dilakukan oleh perempuan yang melakukan hal buruk dan dapat mengundang fitnah.
Baca Juga: Begini Perbedaan Malam Lailatul Qadar dan Nuzulul Qur'an Menurut Syekh Ali Jaber
Panduan Lengkap Itikaf di Masjid
Berikut ini adalah panduan lengkap itikaf di masjid pada 10 hari terakhir Ramadhan yang bisa diamalkan, melansir laman Pemkot Bandung:
Syarat
Terdapat syarat sah Itikaf, yaitu beragama islam, berakal sehat dan terbebas dari hadas besar. Jika seseorang tidak memenuhi syarat tersebut, maka Itikaf yang dilaksanakannya tidak sah.
Rukun
Terdapat empat rukun dalam melaksanakan Itikaf, baik dilakukan pada bulan Ramadhan maupun pada hari lainnya, yaitu:
1. Niat
Dipersilakan membaca niat yang sesuai dengan Itikaf yang akan dijalankan. Diketahui ada tiga macam niat, terutama bagi yang akan dinazarkan sebagai berikut:
Niat untuk itikaf ini cukup dengan melafalkan niat berikut. Namun, niat harus dibaca ulang setelah keluar dari masjid dan berniat untuk kembali beri’tikaf.
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ للهِ تَعَالَ
Artinya: “Aku berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah.”
Niat untuk Itikaf terikat waktu, yang dibaca ketika akan meniatkan diri untuk melakuakan I’tikaf dengan jarak waktu tertentu meskipun tidak secara terus menerus.
وَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَوْمًا/لَيْلًا كَامِلًا/شَهْرًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu hari/satu malam penuh/satu bulan karena Allah.”
Niat Itikaf yang dinazarkan, yang wajib dijalankan secara terus menerus tergantung pada waktu yang diniatkan.
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat I’tikaf di masjid ini fadhu karena Allah”
Baca Juga: Amalan Wanita Haid saat Lailatul Qadar, Bisa Dilakukan Kapanpun dan Dimanapun
2. Berdiam Diri di Masjid
Sebenarnya, tidak ada patokan waktu mengenai berapa lama Itikaf perlu dilakukan. Namun sekurang-kurangnya waktu selama tuma’ninah shalat.
3. Dilaksanakan di Dalam Masjid
Alangkah baiknya itikaf dilaksanakan di dalam masjid. Salah satu alasannya adalah untuk menghindari distraksi saat sedang beribadah kepada Allah Swt dengan khusyuk.
4. Orang yang Beritikaf
Tentunya harus ada orang yang melakuka itikaf yang benar-benar meniatkan diri di 10 hari terakhir Ramadhan untuk hanya melakukan amalan ibadah terbaik, guna menjemput malam Lailatul Qadar.
Hal-hal yang Membatalkan Itikaf
Ketahui juga beberapa hal yang dapat membatalkan Itikaf, baik yang mutlak, Itikaf terikat waktu dan I’tikaf yang dinazarkan, yakni:
- Berhubungan suami-istri
- Mengeluarkan sperma
- Mabuk-mabukkan
- Murtad
- Haid
- Nifas
- Pergi keluar tanpa alasan
- Pergi untuk memenuhi kewajiban yang bisa ditunda
- Berbohong mengenai alasan keluar, meski sebenarnya karena keinginan sendiri.