Hasil survei menyebutkan jumlah pemudik Lebaran tahun 2025 diperkirakan 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari penduduk Indonesia.
Jumlah ini menurun 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta penduduk.
Penurunan ini akan berdampak pada menurunnya perputaran uang selama libur lebaran di daerah-daerah tujuan pemudik.
“Tentu ada alasannya mengapa jumlah pemudik lebaran diprediksi menurun dari tahun lalu. Kalian tahu nggak?,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
“Yang gue baca sih, banyak faktor penyebabnya. Selain jarak libur tahun baru dengan lebaran berdekatan. Mereka yang sudah menghabiskan liburan akhir tahun, mungkin saja tidak lagi merencanakan liburan lebaran,” kata Yudi.
“Efisiensi dilakukan karena berdekatan juga dengan persiapan tahun ajaran baru, di mana kebutuhan sekolah tentunya perlu menjadi prioritas, utamanya yang naik jenjang pendidikan dari TK ke SD dan seterusnya,” kata mas Bro.
“Faktor cuaca juga menjadi penyebab menurunnya jumlah pemudik,” kata Heri.
“Setuju. Cuaca bukan hanya soal angin kencang dan curah hujan tinggi belakangan ini, juga cuaca keuangan, sebagian mendung dan gelap terkena dampak PHK,” urai Yudi.
“Kalau mau dirinci lagi masih banyak penyebabnya. Tetapi yang jelas, dengan menurunnya jumlah pemudik, maka perputaran ‘uang lebaran’ ke desa juga akan berkurang,” kata mas Bro.
“Itu pasti. Jumlah pemudik menurun, maka menurun pula jumlah orang kota yang membelanjakan uangnya selama berlebaran di kampung halaman,” kata Heri.
“Tahun lalu, dengan jumlah pemudik 193,6 juta , asumsi perputaran uang selama Idul Fitri 2024 mencapai Rp157,3 triliun. Tahun ini dengan perkiraan pemudik 146,48 juta orang, diprediksi perputaran uang sebesar Rp137,9 triliun.,” kata mas Bro.