Ini karena adanya desakan Israel agar tahap pertama diperpanjang hingga pertengahan April. Pekan lalu, Israel menolak tawaran Hamas untuk membebaskan warga negara ganda Amerika-Israel.
Juga jenazah empat tahanan yang tewas sebagai imbalan atas dimulainya pembicaraan tahap kedua dan diakhirinya blokade Israel yang kembali diberlakukan awal bulan ini.
Baca Juga: PM Israel Sebut Zona Perbatasan Gaza-Mesir Harus di Bawah Kendali Israel
Hamas telah membebaskan sekitar tiga lusin tahanan sebagai imbalan atas hampir 2.000 tahanan Palestina sejak dimulainya gencatan senjata.
Meski pelaksanaannya terkatung-katung sejak 1 Maret, saat tahap pertama yang berlangsung selama enam minggu berakhir.
Sebelum serangan Israel, utusan Timur Tengah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, telah mendorong usulan untuk memperpanjang gencatan senjata setelah Ramadhan dan Paskah.
Berdasarkan usulan tersebut, Hamas akan membebaskan tawanan hidup tambahan sebagai ganti tahanan, sementara kedua belah pihak menyusun kerangka kerja untuk gencatan senjata permanen.
Netanyahu Salahkan Hamas
Dalam pidatonya pada Selasa tersebut, Netanyahu juga menyalahkan Hamas atas kurangnya kemajuan dalam perundingan tersebut.
"Meskipun Israel menerima tawaran utusan khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, Hamas dengan tegas menolaknya," kata Netanyahu.
Netanyahu juga menuduh Hamas bertanggung jawab atas semua korban yang tidak diinginkan di Gaza. "Itulah sebabnya saya kemarin mengizinkan pembaruan aksi militer terhadap Hamas," ujarnya.
Dia juga menyerukan warga sipil Palestina untuk menghindari kontak dengan Hamas, dan meminta kepada warga Gaza untuk menjauh dari bahaya.