IHSG Anjlok, Ini 6 Cara Amankan Keuangan di Tengah Krisis Ekonomi

Rabu 19 Mar 2025, 15:25 WIB
Tampilan layar yang menayangkan informasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025. (Sumber: Poskoata/ Bilal Nugraha Ginanjar)

Tampilan layar yang menayangkan informasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025. (Sumber: Poskoata/ Bilal Nugraha Ginanjar)

Setelah membuat anggaran baru, langkah berikutnya adalah memangkas pengeluaran yang dirasa kurang mendesak.

Cobalah untuk menunda pembelian barang-barang yang sifatnya konsumtif, seperti gadget terbaru atau pakaian bermerek.

Fokuslah pada pengeluaran yang benar-benar esensial dan pastikan kamu hanya mengeluarkan uang untuk hal-hal yang mendukung kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Maksimalkan Dana Tabungan dan Dana Darurat

Di masa krisis, tabungan menjadi tameng yang sangat penting untuk menjaga stabilitas keuangan.

Jika kamu belum memiliki dana darurat, segera sisihkan sebagian pendapatan untuk mulai membangunnya.

Baca Juga: Mengapa IHSG Bisa Merosot Tajam? Ini Solusi dan Cara Memulihkannya

Dana darurat yang ideal sebaiknya setara dengan tiga hingga enam bulan pengeluaran bulanan, agar kamu punya cadangan dana jika terjadi hal-hal tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau kenaikan harga kebutuhan pokok.

4. Cari Sumber Penghasilan Tambahan

Mengandalkan satu sumber penghasilan saja di tengah ketidakpastian ekonomi tentu berisiko. Oleh karena itu, cobalah untuk mencari peluang mendapatkan passive income.

Misalnya, kamu bisa mulai berinvestasi di saham dividen, properti yang disewakan, atau membuat konten digital yang bisa menghasilkan uang secara pasif.

5. Lakukan Diversifikasi Investasi

Jika kamu memiliki dana yang sudah diinvestasikan di pasar modal, langkah terbaik yang bisa diambil saat IHSG anjlok adalah melakukan diversifikasi portofolio.

Jangan menempatkan seluruh dana di satu instrumen investasi saja. Sebarkan risiko dengan berinvestasi di berbagai aset, seperti obligasi, emas, atau properti yang nilainya lebih tahan terhadap gejolak pasar.

Dengan diversifikasi yang tepat, potensi kerugian bisa ditekan seminimal mungkin.

Berita Terkait

News Update