POSKOTA.CO.ID - Investasi bodong masih menjadi momok menakutkan bagi banyak orang. Meski sudah sering diingatkan, tetap saja banyak yang terjebak.
Sepeti yang terjadi saat ini ketika aplikasi investasi bernama World Pay One (WPOne) yang sebelumnya menjanjikan keuntungan, dan sekarang hilang hingga para member tak bisa melakukan penarikan dana. Lantas, apa sih penyebabnya?
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), salah satu alasan utamanya adalah masyarakat terlalu fokus pada keuntungan besar tanpa mempertimbangkan risiko. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Baca Juga: Tips Mengisi Daya HP agar Baterai Tetap Awet dan Performa Terjaga
Fokus pada Untung, Abai pada Risiko
Kepala OJK Sumatera Barat, Yusri, mengungkapkan bahwa masyarakat sering kali hanya melihat satu sisi dari investasi: seberapa besar keuntungan yang bisa didapat. Padahal, setiap investasi pasti memiliki risiko. Sayangnya, risiko ini sering diabaikan.
"Saat ada penawaran investasi, masyarakat umumnya hanya melihat satu sisi saja, yaitu seberapa besar keuntungan yang diperoleh. Jarang yang berpikir ada risiko di sana," ujar Yusri di Padang, Jumat (14/5/2022).
Bahkan, korban investasi bodong tidak hanya berasal dari kalangan awam. Banyak orang terpelajar hingga pejabat juga menjadi korban karena kurang hati-hati.
Mereka sering kali tidak memeriksa apakah keuntungan yang ditawarkan wajar atau tidak, atau apakah investasi tersebut legal.
Testimoni Menyesatkan
Salah satu faktor yang membuat orang mudah tergiur adalah testimoni dari orang terdekat. Misalnya, ada saudara atau teman yang mengaku sudah mendapatkan keuntungan besar dari investasi tersebut.
Hal ini membuat orang lain langsung tertarik tanpa memikirkan risiko yang mungkin terjadi.
"Belum lagi ada testimoni dari saudaranya yang sudah mendapatkan keuntungan besar. Mereka tidak memikirkan lagi risikonya," tambah Yusri.
Akibatnya, banyak orang hanya berhitung soal modal yang bisa balik dalam waktu singkat. Padahal, investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat sering kali merupakan red flag atau tanda bahaya.
Edukasi dan Pengawasan oleh OJK
OJK terus berupaya melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam berinvestasi. Tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga mempertimbangkan risiko. OJK juga telah menyediakan infrastruktur investasi yang lebih aman dan melakukan pengawasan ketat terhadap perusahaan investasi.
"Setiap investasi pasti ada risikonya. Edukasi yang masif perlu dilakukan agar masyarakat tidak mudah tergiur oleh penawaran investasi bodong," tegas Yusri.
Jika ada penawaran investasi yang mencurigakan, masyarakat bisa langsung menghubungi OJK atau Satgas Waspada Investasi di daerah mereka. Dengan begitu, OJK bisa lebih cepat mengantisipasi dan mencegah masyarakat menjadi korban.
Aplikasi Wpone Belum Terdaftar OJK
Setelah mengumumkan pencatatan di Nasdaq, WPONE tetap tidak mengizinkan anggotanya menarik dana. Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya besar.
Jika memang perusahaan ini benar-benar terdaftar di Nasdaq, seharusnya sahamnya bisa diperdagangkan secara terbuka.
Namun, setelah ditelusuri oleh tim Poskota melalui Google dan platform saham resmi, tidak ditemukan bukti bahwa WPONE benar-benar tercatat di Nasdaq. Bahkan status di OJK pun masih belum terdaftar.
Kondisi ini memicu kecurigaan, dan sejumlah analis serta komunitas anti-scam mulai mengungkap berbagai kejanggalan terkait WPONE.
Baca Juga: Berkaca dari Aplikasi Wpone, Investasi Instan Hanya Mimpi Belaka
Salah satu pengguna media sosial bahkan membagikan pengalaman bahwa banyak orang tergoda bergabung setelah seorang mentor datang dan mengklaim WPONE sebagai bisnis yang legal.
Profil Investor di Indonesia
Melihat data bulan Maret tahun 2022, data Sistem Informasi Dewan (SID) menunjukkan bahwa investor Reksa Dana mendominasi dengan jumlah mencapai 110.417 investor.
Sementara itu, investor saham tercatat sebanyak 54.313 investor, dengan 70,30% di antaranya berusia di bawah 30 tahun. Pertumbuhan investor saham juga cukup signifikan, yaitu 66,38%, dengan total transaksi mencapai Rp1,81 triliun.
Dengan memahami risiko dan selalu waspada, kita bisa terhindar dari jeratan investasi bodong. Yuk, jadi investor yang cerdas!