Kelimpungan Cari Minyak Goreng: MinyaKita Menghilang Jelang Lebaran

Selasa 18 Mar 2025, 11:11 WIB
Mimin berkeliling dari satu warung ke warung lain untuk mencari MinyaKita, hingga akhirnya hanya dapat satu bungkus dengan harga yang lebih tinggi dari biasanya. (Sumber: Poskota/Samsul Fatoni)

Mimin berkeliling dari satu warung ke warung lain untuk mencari MinyaKita, hingga akhirnya hanya dapat satu bungkus dengan harga yang lebih tinggi dari biasanya. (Sumber: Poskota/Samsul Fatoni)

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Aroma rempah dari deretan kios di Pasar Badak Pandeglang pagi itu menguar samar, bercampur dengan kesibukan para pedagang yang sibuk menata dagangan.

Namun, di balik geliat aktivitas pasar yang mulai ramai menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah, ada keresahan yang diam-diam menghantui para pedagang dan pembeli. MinyaKita, minyak goreng kemasan rakyat yang biasanya mudah ditemukan, tiba-tiba raib dari rak-rak dagangan.

Aman, pria 38 tahun yang sehari-hari mengais rezeki sebagai penjual minyak sayur di pasar ini, tampak resah saat ditemui di kiosnya. Tatapan matanya menerawang, sesekali ia memandang rak kosong tempat biasa MinyaKita berjajar.

"Sudah dua hari ini MinyaKita langka. Biasanya saya selalu punya stok, tapi sekarang benar-benar kosong," kata dia, Senin, 17 Maret 2025.

Baca Juga: Warga Bantaran Kali Ciliwung Berharap Kompensasi Bila Digusur

Menurut Aman, tidak hanya ketiadaan stok yang membuat kepalanya pening, tetapi juga harga yang melonjak.

Dia menuturkan, harga dari agen sudah naik menjadi Rp17 ribu perliter, sementara di warungnya, minyak goreng itu terpaksa dijual Rp18 ribu perliter agar bisa menutupi ongkos operasional.

Namun, kini harga tak lagi jadi masalah utamanya. Yang lebih mengkhawatirkan adalah ketiadaan pasokan dari distributor. Aman mengaku tidak mendapat penjelasan apa pun dari pihak agen.

"Enggak ada pemberitahuan apa-apa, tiba-tiba aja langka. Biasanya sebelum Lebaran memang ada kenaikan permintaan, tapi stok tetap masuk. Sekarang? Kosong sama sekali,” ujarnya.

Baca Juga: Gema Ledakan Meriam di Bulan Suci, Tradisi Puluhan Tahun Penanda Buka Puasa

Di tengah obrolan, beberapa pelanggan datang silih berganti. Mereka menanyakan MinyaKita, berharap masih ada sisa yang terselip di antara barang dagangan Aman. Tapi, setiap kali mereka bertanya, Aman hanya bisa mengangkat bahu dan meminta maaf.

Berita Terkait

News Update