Bandung Bedas Green Techno, Inovasi Pengolahan Sampah Solusi Perubahan Iklim

Selasa 18 Mar 2025, 16:04 WIB
Bupati Bandung, Dadang Supriatna, saat melihat Bandung Bedas Green Techno atau mesin Jaleuleu Bedas, inovasi teknologi pengolahan sampah tanpa emisi yang didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. (Sumber: Dok. Humas Pemkab Bandung)

Bupati Bandung, Dadang Supriatna, saat melihat Bandung Bedas Green Techno atau mesin Jaleuleu Bedas, inovasi teknologi pengolahan sampah tanpa emisi yang didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. (Sumber: Dok. Humas Pemkab Bandung)

BANDUNG, POSKOTA.CO.ID - Bupati Bandung, Dadang Supriatna, memperkenalkan teknologi inovatif dalam pengolahan sampah dan pengurangan emisi karbon, yaitu Bandung Bedas Green Techno atau mesin Jaleuleu Bedas.

Teknologi ini merupakan hasil karya pemuda Kabupaten Bandung yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.

Jika umumnya pembakaran sampah menghasilkan karbon yang memperburuk efek rumah kaca, Jaleuleu Bedas justru mampu menghasilkan udara segar dengan kadar oksigen mencapai 20,9 persen, setara dengan oksigen di kawasan pegunungan.

"Hari ini kami persembahkan sebuah penemuan luar biasa, yaitu Bandung Bedas Green Techno. Mesin ini mampu membakar sampah tanpa residu dan justru menghasilkan oksigen," ujar Dadang Supriatna saat soft launching di Gedung BLK Manggahang, Baleendah, Selasa 18 Maret 2025.

Baca Juga: Dukung Aksi Bersih-Bersih, Presiden Prabowo Gandeng Pandawara Tangani Sampah secara Masif

Terobosan dalam Pengolahan Sampah

Jaleuleu Bedas bukan sekadar mesin pemusnah sampah biasa. Teknologi ini membawa terobosan besar dalam pengelolaan sampah global karena tidak menghasilkan emisi berbahaya, berbeda dengan metode incinerator atau pirolisis.

Menghasilkan oksigen murni 20,8 persen selama proses pembakaran, menghilangkan hampir 99 persen sampah, dengan residu hanya 0,5-1 persen, yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi, serta dapat mengolah semua jenis sampah, termasuk organik, anorganik, plastik, hingga limbah medis tanpa pemilahan rumit.

"Ini bukan hanya netral karbon, tetapi berkontribusi pada keseimbangan atmosfer dan meningkatkan kualitas udara global," jelas Dadang.

Bupati Bandung menjelaskan bahwa butuh waktu tiga tahun untuk menyempurnakan teknologi ini hingga akhirnya mesin Jaleuleu Bedas bisa mengolah sampah tanpa asap dan karbon.

"Teknologi ini akan menjadi penemuan besar yang dapat berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim. Tidak ada asap, tidak ada karbon," tuturnya.

Saat ini, pemerintah tengah memproses hak cipta dan paten untuk teknologi ini. Setelahnya, Dadang berencana memperkenalkan Jaleuleu Bedas ke Presiden RI sebagai solusi nasional dalam pengelolaan sampah.

Berita Terkait

News Update