POSKOTA.CO.ID - Masih banyak pemula yang melakukan kesalahan saat investasi saham terutama Gen Z yang baru pertama kali berinvestasi, untuk menghindari kesalahan ini ada beberapa cara yang bisa Anda ikuti.
Investasi saham saat ini lagi naik daun dikalangan Generasi Z, karena menjadi salah satu pilihan seseorang yang baru pertama kali ingin berinvestasi.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan investor pemula saat terjun ke investasi saham. Sebab, masih banyak kesalahan yang sering dilakukan oleh investor pemula.
Seperti berinvestasi hanya karena tergiur iming-iming beberapa insentif, maupun Fear of Missing Out (FOMO) perasaan takut ketinggalan momen atau tren yang sedang terjadi.
Kesalahan Investor Pemula
1. Tidak memiliki rencana keuangan dan tujuan investasi
Berinvestasi bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan, tetapi tujuan utama berinvestasi adalah untuk memenuhi kebutuhan finansial di masa depan.
Jika tidak memiliki perencanaan keuangan yang matang dan tujuan investasi yang jelas, investor seringkali melakukan kesalahan dalam berinvestasi dan akhirnya merugi.
Seperti misalnya menjual portofolio sahamnya untuk kebutuhan dana darurat (yang seharusnya sudah dipisahkan sejak awal) atau bahkan rela berutang untuk dapat memulai investasinya.
Baca Juga: Tips Cerdas Kelola Uang untuk Para Gen Z, Mulai dari Menabung Hingga Investasi
2. Menunda Berinvestasi
Seringkali ada berbagai alasan yang terlontar untuk menunda investasi, dengan alasan menunggu momen yang tepat.
Padahal, seiring berjalannya waktu, IHSG misalnya cenderung selalu naik dalam jangka panjang dan membuat harga-harga saham, terutama saham yang berkualitas, menjadi semakin sulit terjangkau.
3. Miskonsepsi Investasi
Masih banyak investor pemula yang belum bisa membedakan antara investing dengan saving (menabung), trading, dan gambling (judi).
Pasalnya, masih banyak yang tergiur dengan iming-iming "investasi zero/low risk, high return". Akibatnya, banyak investor pemula yang kemudian berinvestasi di produk yang tidak memiliki underlying asset atau future cash flow.
Baca Juga: Ingin Investasi Emas? Perhatikan Tips Cermat Sebelum Memulai Berikut Ini!
4. Menggunakan Teknik yang Salah
Seorang investor pemula perlu menggunakan strategi/metode yang tepat. Namun, sayangnya banyak yang terjebak di saham-saham yang belum mereka kenal atau bahkan dengar.
Memilih untuk menggunakan analisis teknikal terlebih dahulu sebelum analisis fundamental, tidak mempertimbangkan trading cost yang tentunya menggerus imbal hasil portofolio, tidak ingin cutloss walaupun diperlukan, dan bahkan tidak memperhatikan perkembangan portofolionya selama ini.
5. Melupakan Risiko
Prinsip high risk, high return sebenarnya tidak hanya berlaku untuk investasi, masih banyak investor pemula yang terlalu fokus terhadap iming-iming imbal hasil yang ditawarkan (expected return) dan melupakan potensi risiko yang dihadapinya.
Untuk menghindari lima kesalahan ketika baru pertama kali melakukan investasi, berikut ini cara menghindarinya.
Baca Juga: Ini Cara Investasi SBN Melalui Aplikasi DANA Tanpa Ribet
Cara Menghindarinya
1.Pilih Perusahaan Sekuritas
Langkah pertama ialah memilih perusahaan sekuritas. Perusahaan ini merupakan perantara kegiatan jual-beli sahan dan membantu proses pembukaan rekening pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan digunakan untuk bertransaksi saham. Pastikan Anda memilih perusahaan sekuritas yang legal dan telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Buka Rekening Dana Nasabah
Rekening Dana Nasabah (RDN) merupakan rekening yang harus dimiliki oleh semua investor untuk bertransaksi jual-beli di pasar modal. RDN disebut juga rekening dana investasi karena dapat digunakan untuk penjualan dan pembelian efek berupa investasi saham, reksa dana, obligasi, dan lainnya.
3. Teliti Saham yang Ingin Anda Beli
Ada 853 emiten yang menawarkan sahamnya kepada publik di pasar modal, seperti Bank BCA atau Gojek Tokopedia (GOTO). Langkah pertama yang harus dilakukan oleh investor pemula adalah meneliti perusahaan. Pastikan Anda telah mempelajari laporan keuangan dan prospektus perusahaan tersebut.
4. Tentukan Berapa Banyak Saham yang akan Dibeli
Anda tidak harus memulai dengan banyak uang untuk membeli saham. Meski begitu, dalam transaksi saham, Anda tidak diperbolehkan membeli hanya selembar.
Baca Juga: eMAS: Fitur Investasi dari Dompet Elektronik DANA yang Bisa Dipakai dengan Mudah, Begini Caranya
5. Pantau Pergerakan Pasar Saham
Memantau pergerakan pasar saham hukumnya wajib bagi investor pemula. Anda bisa mengamati melalui media sosial atau berita ekonomi dan bisnis untuk mengetahui pergerakan pasar. Terlebih harga saham di bursa sangat fluktuatif, sehingga harus dipantau secara serius agar akurat. Langkah ini juga dalam rangka meminimalisasi risiko investasi.
6. Ketahui Kapan Waktu Tepat Menjual Saham
Setelah membeli, Anda juga harus mengetahui kapan akan menjual saham itu. Pada saat ingin menjual, Anda juga membutuhkan waktu yang tepat. Waktu yang ideal menjual saham adalah saat Anda membutuhkan uang. Investor jangka panjang harus memiliki strategi yang berpusat pada tujungan keuangan.