POSKOTA.CO.ID - Pernahkah Anda mendengar atau mengalami sendiri kasus investasi bodong? Modusnya selalu berulang: sebelum korban benar-benar kehabisan dana, mereka terus dikuras dengan berbagai alasan.
Baru-baru ini sedang viral aplikasi bernama Wpone yang sedang terindikasi scam. Aplikasi tersebut kini hilang yang dimana uang para anggotanya lenyap dan tak bisa di withdraw.
Trik berkedok tersebut sudah banyak bersebaran di masyarakat kita. Seolah belum cukup, mereka bahkan dimanipulasi agar terus melakukan top up atau mengajak orang lain untuk bergabung.
Mari kita bongkar pola komunikasi yang sering digunakan dalam skema ini!
Bahasa Halus yang Menjebak
Salah satu taktik yang sering digunakan adalah pemilihan kata yang tampak profesional dan manis, tetapi sebenarnya menyimpan ancaman terselubung. Misalnya:
Jika Mau Melakukan Penarikan Silakan Isi Saldo/Top Up atau Mengundang Teman."
Sekilas, ini terdengar seperti instruksi biasa. Namun, jika kita telaah lebih dalam, ada unsur manipulasi psikologis yang memancing korban untuk terus mengeluarkan uang.
Tidak heran jika para leader dalam skema ini selalu mendorong anggota untuk melakukan top up, karena di situlah keuntungan mereka.
Analisis Pola Komunikasi Penipu
Mari kita bedah lebih lanjut bagaimana kata-kata dalam skema ini sebenarnya dirancang untuk membuat korban terus terjebak.
1. Intimidasi Terselubung
Pernah mendengar pernyataan seperti ini?
"Biar tidak dikira akun ilegal/bodong."
Ini adalah cara licik untuk memancing emosi korban. Penipu tahu bahwa manusia secara alami ingin membuktikan diri.
Dengan memberikan kesan bahwa akun mereka bisa dianggap bodong jika tidak segera melakukan transaksi, mereka membuat korban merasa tertantang dan akhirnya terdorong untuk top up demi validasi.
2. Manipulasi Psikologis melalui Harapan Palsu
Kata-kata seperti:
"Bisa Narik."
terdengar sederhana, tetapi sebenarnya mengandung jebakan. Ini adalah strategi yang menciptakan dilema: korban diberi sedikit harapan bahwa mereka bisa menarik uang, tetapi dengan satu syarat—harus top up lagi atau merekrut anggota baru.
Dalam banyak kasus, skema ini membuat korban terus-menerus menginvestasikan uang mereka dengan harapan mendapatkan keuntungan yang sebenarnya tidak pernah ada.
3. Tantangan untuk Membuktikan Diri
Korban sering kali diberikan tantangan terselubung:
"Kalau memang ini scam, kenapa masih banyak yang bisa narik?"
Ini adalah bentuk gaslighting dalam dunia investasi bodong. Dengan memberikan contoh beberapa orang yang berhasil melakukan penarikan (biasanya adalah para leader atau akun fiktif), mereka membuat korban berpikir bahwa kegagalan mereka sendiri disebabkan oleh kurangnya usaha—bukan karena sistemnya memang dirancang untuk menipu.
4. Ketakutan Penipu Terbongkar
Jika sebuah investasi benar-benar legal dan terpercaya, maka pemiliknya tidak akan sibuk membela diri atau membuktikan bahwa mereka bukan scam. Namun, dalam skema penipuan, pelaku sering kali:
- Mengeluarkan pernyataan membela diri
- Menyebarkan testimoni palsu
- Mengancam atau menyindir orang yang meragukan mereka
Semua ini menunjukkan bahwa mereka sebenarnya tahu bahwa skema mereka sudah mulai tercium oleh publik.
Baca Juga: Cara Aktifkan SPayLater dan Gunakan untuk Metode Pembayaran di Shopee
Mengapa Korban Sulit Keluar dari Skema Ini?
Banyak korban yang sudah sadar bahwa mereka berada dalam jebakan, tetapi tetap bertahan karena berbagai alasan, seperti:
- Efek sunk cost: Mereka sudah menginvestasikan terlalu banyak uang dan tidak ingin merasa rugi.
- Tekanan sosial: Mereka sudah mengajak teman atau keluarga, sehingga merasa bertanggung jawab.
- Harapan palsu: Mereka terus percaya bahwa jika mereka sedikit lebih sabar, mereka akhirnya bisa menarik keuntungan.
Padahal, semakin lama bertahan, semakin besar kerugian yang mereka alami.
Jangan Terjebak!
Jika Anda menemukan skema yang memiliki ciri-ciri di atas, segera jauhi! Tidak peduli seberapa meyakinkan kata-katanya, investasi yang memaksa Anda untuk terus top up atau merekrut anggota baru hampir pasti adalah penipuan.
Lebih baik kehilangan kesempatan untuk ‘cuan cepat’ daripada kehilangan seluruh tabungan Anda. Selalu lakukan riset sebelum berinvestasi dan jangan mudah tergiur dengan janji-janji manis.
Dengan memahami pola komunikasi yang digunakan dalam skema penipuan ini, kita bisa lebih waspada dan tidak mudah tertipu. Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa membantu lebih banyak orang terhindar dari jebakan investasi bodong!