POSKOTA.CO.ID - Umat Islam segera menyambut 10 hari terakhir Ramadan 2025, momentum puncak untuk meraih Malam Lailatul Qadar malam yang lebih mulia dari 1.000 bulan.
Keutamaan malam ini tertuang dalam Al-Qur’an (QS. Al-Qadr: 1-5), di mana Allah menurunkan malaikat dan ketentuan-Nya hingga terbit fajar.
Untuk meraihnya, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah seperti shalat berjemaah (Subuh dan Isya), shalat malam (Tahajud), itikaf di masjid, istighfar, dan berdoa.
Prediksi Waktu Lailatul Qadar 2025
Berdasarkan kalender Hijriah, Lailatul Qadar terjadi pada malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan.
Baca Juga: 8 Tanda Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan
Jika Idul Fitri 1446 H diprediksi jatuh pada 30 Maret 2025 (bergantung rukyatul hilal), maka 10 malam terakhir dimulai pada 20 Maret 2025.
Perhitungan hari dalam kalender Hijriah dimulai setelah Maghrib, sehingga prediksi tanggalnya adalah:
- 18 Maret 2025 (malam 21 Ramadan)
- 20 Maret 2025 (malam 23 Ramadan)
- 22 Maret 2025 (malam 25 Ramadan)
- 24 Maret 2025 (malam 27 Ramadan)
- 26 Maret 2025 (malam 29 Ramadan)
Catatan: Tanggal ini bersifat prediktif. Penetapan akhir bergantung pada penetapan hilal setempat.
Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar
1. Suasana Tenang dan Cerah
Udara terasa sejuk, tidak panas atau dingin, serta langit cerah tanpa hujan atau angin kencang. Hal ini sesuai hadis riwayat Ibnu Khuzaimah (no. 2190) dan Ibnu Hibban (no. 3688):
“Lailatul Qadar turun pada sepuluh malam terakhir Ramadan, yaitu malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, dan tidak hujan.”
2. Matahari Pagi Bersinar Lembut
Keesokan harinya, matahari terbit dengan sinar lembut dan berwarna kemerahan atau putih tanpa silau. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
“Pagi setelah Lailatul Qadar, matahari bersinar redup seperti bulan purnama, tanpa sinar menyilaukan.” (HR. Ath-Thoyalisi dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman).
Hadis Muslim (no.762) juga menyebutkan:
“Tandanya, matahari pagi itu putih tanpa sinar kuat.”
3. Ketenangan Hati
Dalam kitab Fathul Bari (4/294), Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan bahwa kehadiran Lailatul Qadar sering dirasakan melalui ketenangan batin dan kejelasan pikiran bagi yang beribadah.
Baca Juga: Perbedaan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar Menurut Ustadz Abdul Somad, Jangan Sampai Keliru!
Rekomendasi Amalan
- Itikaf: Menghabiskan waktu di masjid untuk fokus beribadah.
- Memperbanyak Doa: Doa utama yang diajarkan Nabi SAW adalah “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (HR. Tirmidzi no.3513).
- Sedekah: Memberi makan orang berbuka puasa atau menyantuni dhuafa (QS.Al-Insan: 8-9).
Meskipun ciri-ciri fisik dan tanggal bisa menjadi panduan, hakikat Lailatul Qadar tetap menjadi rahasia Allah.
Fokuslah pada keikhlasan beribadah, bukan hanya mencari tandanya.
Sebagaimana pesan Imam Syafi’i dalam Al-Umm: “Barangsiapa menghidupkan seluruh malam Ramadan dengan iman dan pengharapan, ia akan meraih pahalanya.”