Cara Menggapai Malam Lailatul Qadar Menurut Ustad Muhammad Nuzul Dzikri

Sabtu 15 Mar 2025, 09:24 WIB
Ilustrasi. Ustad Muhammad Nuzul Dzikrimenjelaskan bagaimana cara menggapai malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan. (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

Ilustrasi. Ustad Muhammad Nuzul Dzikrimenjelaskan bagaimana cara menggapai malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan. (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

POSKOTA.CO.ID - Ustad Muhammad Nuzul Dzikri sempat memberikan penjelasan mengenai pentingnya malam Lailatul Qadar bagi umat Muslim.

Pasalnya, malam Lailatul Qadar diyakini oleh umat Muslim sebagai malam yang spesial, bahkan diklaim sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Sehingga, banyak orang yang berbondong-bondong melakukan amalan baik di bulan Ramadhan agar tidak ketinggalan berkah malam Lailatul Qadar tersebut.

Lalu, bagaimana cara untuk menggapai malam Lailatul Qadar?

Baca Juga: Ciri Ciri Malam Lailatul Qadar yang Wajib Diperhatikan

Melalui YouTube Muhammad Nuzul Dzikri, ia menjelaskan pendapatnya soal malam Lailatul Qadar.

Menurutnya, kita tidak bisa memastikan apakah malam Lailatul Qadar sudah berlalu atau belum.

Namun, jika kita menyadari bahwa malam tersebut sudah berlalu, kata Ustad Muhammad Nuzul Dzikri, kita harus memahami bahwa orang yang mendapatkan Lailatul Qadar akan memiliki ciri khas yang jelas.

Ustad Muhammad Nuzul Dzikri pun mengatakan bahwa salah satu ciri tersebut adalah keberlanjutan keistiqomahan dalam beribadah.

Baca Juga: Perbedaan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar Menurut Ustadz Abdul Somad, Jangan Sampai Keliru!

Selanjutnya, ia mengatakan, para ulama menjelaskan bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan yang akan datang berikutnya, sementara balasan keburukan akan menimbulkan keburukan berikutnya.

Ini menjadi dasar bahwa seseorang yang berbuat baik akan terus melanjutkan perbuatannya, demikian juga sebaliknya bagi orang yang berbuat buruk.

Sebagai contoh, seseorang yang berbohong sekali akan cenderung berbohong lagi, dan kebohongan berikutnya akan mengundang kebohongan selanjutnya.

Misalnya, seorang siswa terlambat datang ke sekolah. Ketika ditanya alasannya, ia mengatakan bahwa ia terjebak kemacetan.

Padahal, ia sebenarnya kesiangan. Untuk mendukung kebohongannya, ia mengatakan bahwa jalan yang dilalui macet. Ketika ditanya lebih lanjut, ia pun mengarang cerita tentang adanya kecelakaan.

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai kecelakaan itu, ternyata tidak ada kecelakaan di jalan yang ia lewati. Kebohongan yang pertama mengundang kebohongan berikutnya.

Fenomena ini juga berlaku dalam pelalaian terhadap ibadah. Pelalaian terhadap malam-malam yang tersisa dalam bulan Ramadhan dapat menjadi tanda bahwa seseorang belum mendapatkan Lailatul Qadar.

Sebaliknya, orang yang benar-benar mendapatkan Lailatul Qadar akan terus berusaha untuk menjaga keistiqomahan dalam beribadah, bahkan setelah malam tersebut berlalu.

Keistiqomahan sebagai Indikator

Selanjutnya, Ustad Muhammad Nuzul Dzikri mengatakan bahwa salah satu ciri khas orang yang mendapatkan Lailatul Qadar adalah keistiqomahan, yaitu tekad yang kuat untuk terus beribadah dengan fokus dan penuh semangat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mencontohkan bagaimana beliau menjalani sepuluh hari terakhir Ramadan dengan penuh semangat, tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mendapatkan Lailatul Qadar tidak akan pernah merasa bosan atau tergoda untuk menyia-nyiakan malam-malam yang tersisa.

Fokus dan tekad yang kuat adalah kunci utama dalam meraih malam penuh berkah ini.

Untuk itu, kita perlu menjaga ketekunan dalam beribadah selama Ramadan, terutama pada sepuluh malam terakhir.

Jangan sampai kita tergoda untuk melalaikan kesempatan yang sangat berharga ini. Fokuslah pada ibadah dan tetap istiqomah, karena ini adalah tanda dari orang yang mendapatkan Lailatul Qadar.

Demikian penejlasan dari Ustad Muhammad Nuzul Dzikri mengenai malam Lailatul Qadar.

Berita Terkait
News Update