Setelah Melarang Study Tour, Kini Dedi Mulyadi Wajibkan Siswa Berjalan Kaki ke Sekolah

Jumat 14 Mar 2025, 17:33 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi akan buat peraturan wajibkan siswa ke sekolah jalan kaki. (Sumber: Dok. Humas Pemprov Jabar)

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi akan buat peraturan wajibkan siswa ke sekolah jalan kaki. (Sumber: Dok. Humas Pemprov Jabar)

BANDUNG, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali menggaungkan kebijakan baru yang bertujuan membentuk karakter kuat dan mandiri bagi generasi muda.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menilai pola asuh orang tua yang kerap memanjakan anak-anaknya sudah saatnya diubah demi generasi lebih baik kedepannya.

Menurut Dedi, fasilitas berlebihan yang diberikan oleh orang tua, seperti antar-jemput kendaraan pribadi hingga didampingi seharian di sekolah, justru membuat anak-anak kehilangan kemandirian.

Baca Juga: Setelah SMAN 6 Depok, Dedi Mulyadi Kembali Copot Kepsek SMAN 2 Cianjur Buntut Study Tour

Dalam waktu dekat, ia berencana mengeluarkan instruksi resmi kepada seluruh bupati dan wali kota di Jawa Barat untuk mewajibkan siswa berjalan kaki minimal satu kilometer menuju sekolah.

"Kalau sekolahnya aman dan nyaman, masa anak-anak kita tidak sanggup berjalan kaki? Ini bagian dari upaya membangun karakter kuat. Tidak ada ruang kompromi untuk ini," tegas Dedi dalam pernyataannya yang dikutip Poskota melalui akun media sosial pribadinya pada Jumat, 14 Maret 2025.

Selain itu, ia melarang keras orang tua menunggu anak-anak mereka di gerbang sekolah. "Saya tidak mau lagi ada ibu-ibu atau bapak-bapak nungguin anak di depan sekolah dari pagi sampai sore. Itu hanya membuat anak jadi lemah," ujar Dedi.

Dedi pun membandingkan dengan budaya negara maju seperti Jepang, di mana anak-anak terbiasa berangkat dan pulang sekolah sendiri tanpa perlu diantar atau diawasi orang tua.

Baca Juga: Imbas Aturan Study Tour Dedi Mulyadi, Biro Perjalanan Ancam Boikot Wisata Jabar

Ia menyayangkan kondisi di Indonesia, di mana banyak orang tua bersikap berlebihan, bahkan berkumpul di sekolah demi gengsi dan saling pamer.

"Kadang yang dipamerkan itu motor, pakaian, sampai akhirnya ada yang rela pinjam uang supaya kelihatan lebih dari yang lain. Ini budaya yang harus dihentikan," sindir Dedi.

Berita Terkait
News Update