Kata-kata yang tidak pantas, seperti mencela, menghardik, atau berbicara kotor, bisa menghilangkan keutamaan puasa meskipun seseorang secara fisik menahan lapar dan haus.
Ustad Adi Hidayat juga menjelaskan mengapa perlu menjaga lisan, karena lisan adalah cermin dari hati. Apa yang keluar dari lisan kita mencerminkan apa yang ada dalam pikiran dan hati kita.
Dalam Islam, menjaga lisan adalah salah satu hal yang sangat ditekankan, karena lisan bisa dengan mudah menghancurkan kehormatan seseorang. Bahkan, kata-kata yang tidak pantas bisa merusak hubungan sosial dan mengurangi kualitas ibadah kita.
Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam berbicara, terutama di bulan Ramadan. Dalam hadis lain, beliau bersabda:
"Siapa yang berbicara dengan kata-kata kotor atau melakukan perbuatan yang tidak baik, maka dia akan kehilangan pahala puasanya." (HR. Bukhari)
2. Puasa sebagai Latihan Spiritual
Selanjutnya, Ustad Adi Hidayat mengungkapkan Ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk melatih diri kita dalam mengendalikan lisan dan perbuatan.
Puasa mengajarkan kita untuk tidak hanya menahan hawa nafsu fisik, tetapi juga menahan segala bentuk godaan yang bisa merusak ibadah kita.
Dengan menjaga lisan, kita tidak hanya melatih diri kita dalam menahan diri dari perkataan yang tidak baik, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah kita secara keseluruhan.
Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk berbicara dengan kata-kata yang baik dan sopan. Dalam menghadapi konflik atau perbedaan pendapat, kita harus bisa menjaga tutur kata agar tidak merendahkan orang lain.
Bahkan ketika kita harus berbicara keras, kita tetap diingatkan untuk tidak menyakiti hati orang lain dengan kata-kata yang kasar.
Itulah hal yang dapat menghancurkan puasa Ramadhan menurut Ustad Adi Hidayat, yang perlu untuk dihindari.