Meski tantangan masih ada, seperti potensi genangan air di lahan terbuka sekitar perumahan, kesadaran warga yang semakin meningkat menjadi harapan baru.
"Selama ini kendala di lapangan tidak ada. Karena sudah kesadaran warga masing-masing lebih terbuka," kata Ibu Erna.
Kepala UPTD Puskesmas Sukamaju Baru, Zulfa Yuliza, menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Beberapa langkah yang disarankan antara lain membersihkan bak mandi seminggu sekali, memasang kelambu di ranjang tidur, memakai lotion anti nyamuk, memperhatikan media penampung air di dalam rumah, menerapkan pola makan yang sehat, mengurangi populasi nyamuk dengan spray pembasmi nyamuk, dan menghindari menumpuk serta menggantung pakaian terlalu lama.
Menurut Zulfa, apa yang dilalui keluarga di Kelurahan Sukamaju Baru itu menjadi contoh nyata bagaimana komunitas yang bersatu dan respons cepat dari pihak kesehatan dapat mengatasi ancaman penyakit.
Sebelumnya Zulfa mengatakan, berdasarkan data dalam satu bulan ini, ada tiga orang yang terjangkit chikungunya. Sedangkan kasus warga yang terjangkit DBD, masih belum ditemukan.
"Satu keluarga di lingkungan Sukamaju Baru, terdiri dari bapak dan dua anaknya, laki-laki dan perempuan, terjangkit kasus Chikungunya beberapa hari lalu dan kini masih dalam penanganan intensif puskesmas," ujarnya.
Kendati kasus DBD masih belum ditemukan, pihak Puskesmas tetap mengantisipasi kasus penyakit DBD karena faktor cuaca saat ini.
"Antisipasi DBD, Puskesmas Sukamaju Baru telah mengambil langkah-langkah pencegahan seperti sosialisasi KIE tentang DBD, lavarsidasi dengan pemberian bubuk abate, fogging, dan penyuluhan tentang kebersihan lingkungan," ungkapnya.
Zulfa menjelaskan, DBD adalah virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. "Selain itu, untuk kasus Chikungunya sendiri, penyebab virus ditularkan dari nyamuk juga," ungkapnya.