Ia juga menyesalkan kondisi rumah yang dibelinya dari pengembang. "Rata-rata warga yang membeli secara tunai hanya diberi kwitansi tanpa sertifikat. Pengembangnya juga tidak bertanggung jawab atas masalah yang terjadi," tambahnya.
Selain itu, tanggul turapan yang jebol juga menghantam dinding rumahnya hingga retak. "Baru seminggu saya renovasi kamar mandi, eh sekarang temboknya retak akibat hantaman banjir. Saya takut kejadian seperti Pak Widodo bisa terjadi di rumah saya," ungkapnya.
Baca Juga: 6 Rumah di Kampung Adat Cireundeu Rusak Diterjang Banjir, 2 Warga Luka Tertimpa Tembok Jebol
Evakuasi Warga dan Respons Pemerintah
Wakil Wali Kota Depok, Chandra, yang meninjau lokasi mengatakan bahwa tembok rumah warga seharusnya tidak dijadikan sebagai pembatas kali.
"Seharusnya ada turapan yang berfungsi sebagai pengaman bantaran sungai, bukan tembok rumah warga," tegasnya.
Selain rumah Widodo yang terdampak, ditemukan juga dua titik longsor yang berpotensi membahayakan warga sekitar.
"Kami segera berkoordinasi dengan dinas terkait, terutama Dinas PUPR, untuk melakukan mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang. Jika diperlukan, warga yang rumahnya berada di pinggir bantaran kali harus segera dievakuasi," tambahnya.
Chandra menegaskan bahwa jika hujan kembali turun, risiko jebolnya tembok rumah lainnya sangat tinggi.
"Kami tidak ingin ada korban lebih banyak. Perintah dari Pak Wali Kota jelas, saya diminta turun langsung untuk melihat permasalahan di lapangan dan mengambil keputusan cepat demi keselamatan warga," tutupnya.