Ketiganya langsung dibawa warga ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Beruntung, sang istri tidak mengalami luka apa pun.
Penyebab Banjir
Menurut Widodo, banjir ini disebabkan oleh jebolnya turapan tebing setinggi 5-6 meter yang berfungsi sebagai pembatas antara pemukiman warga dengan perumahan.
Material turapan menutup aliran air kali, menyebabkan air meluap dan menghantam tembok rumahnya yang tidak diplester hingga jebol.
"Pondasi dasar turapan sepertinya tidak kuat menahan tekanan air yang tinggi, sehingga jebol dan menghancurkan tembok rumah," ujarnya.
Sebelum tembok rumahnya roboh, ia sempat mendengar suara retakan keras sebelum akhirnya air menerjang ke dalam rumah.
Baca Juga: Terobos Banjir, Presiden Prabowo Sambangi Korban Banjir di Bekasi
Trauma
Akibat kejadian ini, keluarga Widodo masih trauma dan enggan kembali ke rumah.
"Kami masih takut, apalagi kalau hujan turun lagi. Lebih baik mengungsi dulu di rumah tetangga," ujar Navisa.
Navisa yang bekerja di Kementerian Budaya RI pun harus izin tidak masuk kerja selama beberapa hari karena masih dalam proses penyembuhan.
Widodo memperkirakan total kerugian mencapai Rp50 juta. Ia berharap ada perhatian dari pemerintah untuk melakukan pelebaran kali serta perbaikan saluran air agar kejadian serupa tidak terulang.
Kekhawatiran Warga Lainnya
Warga lain di Blok 11, Hera, 47 tahun, juga mengaku khawatir setelah banjir ini.
"Rumah ini baru saya beli setahun lalu dengan harga Rp500 juta secara tunai. Namun, saya baru sadar ternyata kali di belakang rumah hanya selebar satu meter," ujarnya.