Menurutnya, puasa Ramadhan dapat memiliki dampak positif bagi sistem pencernaan jika dilakukan dengan cara yang sehat.
"Puasa memberikan waktu bagi saluran pencernaan untuk beristirahat dan melakukan proses perbaikan.
Ketika kita makan terus-menerus, saluran pencernaan terus-menerus bekerja, yang bisa menyebabkan kelelahan pada sistem pencernaan.
Selama puasa, tubuh punya waktu untuk detoksifikasi dan memperbaiki jaringan yang mungkin mengalami peradangan atau iritasi," kata Prof. Ahmad Fauzi.
Fakta Ilmiah tentang Puasa dan Kesehatan Pencernaan
1. Studi oleh American Journal of Clinical Nutrition (2015)
Penelitian ini menunjukkan bahwa puasa intermiten, yang serupa dengan pola puasa Ramadhan, dapat mengurangi peradangan di tubuh dan meningkatkan kesehatan saluran pencernaan.
Baca Juga: Anti Gabut! Inilah 7 Ide Ngabuburit Seru yang Bisa Dicoba saat Puasa Ramadhan
Penelitian ini juga mencatat bahwa puasa dapat meningkatkan keberagaman mikroflora usus, yang berperan penting dalam pencernaan dan kesehatan secara keseluruhan.
2. Studi oleh Journal of Nutritional Biochemistry (2019)
Dalam penelitian ini, para ilmuwan menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan produksi sel-sel baru dalam saluran pencernaan, khususnya sel-sel yang melapisi usus.
Hal ini menunjukkan bahwa puasa tidak hanya memberikan waktu untuk istirahat, tetapi juga untuk regenerasi dan perbaikan jaringan usus.
3. Studi oleh Clinical Nutrition Research (2020)
Penelitian ini menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan motilitas usus (pergerakan usus), yang dapat membantu mencegah sembelit dan gangguan pencernaan lainnya.
Puasa juga bisa membantu menurunkan tekanan darah, yang berdampak baik pada kesehatan jantung dan sistem pencernaan secara keseluruhan.