Setelah berhasil mengakses kembali akun TikTok, pastikan untuk mengaktifkan verifikasi dua langkah untuk meningkatkan keamanan akun.
Dengan mengaktifkan verifikasi dua langkah, sang pemilik akun pun akan menerima kode verifikasi tambahan yang dikirim ke nomor telepon atau email yang terhubung setiap kali masuk dari perangkat baru. Ini dapat mengurangi risiko peretasan di masa depan.
6. Tinjau Aktivitas Akun
Setelah mengamankan akun, tinjau aktivitas terbaru untuk memastikan tidak ada tindakan yang mencurigakan, seperti unggahan yang tidak pemilikbuat atau pengikut yang tidak dikenal. Jika ada, segera hapus konten tersebut dan laporkan ke TikTok.
Itulah beberapa langkah yang dapat dilakukan agar akun TikTok yang dihack atau diretas bisa kembali.
Sementara itu, menurut Dr. Samantha Lewis, seorang ahli keamanan siber, TikTok adalah platform yang populer namun sering menjadi target peretas karena banyaknya data pribadi yang disimpan, serta ketergantungan pengguna terhadap perangkat seluler yang mungkin lebih rentan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh timnya, mereka menemukan bahwa banyak peretasan dilakukan melalui teknik phishing atau penggunaan aplikasi pihak ketiga yang tidak aman.
Dr. Lewis juga menjelaskan, "Phishing adalah salah satu metode yang paling umum digunakan oleh peretas untuk mendapatkan akses ke akun TikTok.
Mereka dapat mengirimkan email atau pesan yang terlihat sah untuk memancing pengguna memberikan informasi sensitif, seperti kata sandi atau kode OTP (One-Time Password)."
Penelitian Ilmiah Tentang Keamanan Platform Media Sosial
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Teknologi Keamanan Digital pada tahun 2022 lalu menemukan bahwa lebih dari 60 persen peretasan akun di platform media sosial disebabkan oleh kelalaian pengguna dalam menjaga kata sandi dan tidak mengaktifkan pengaturan keamanan, seperti verifikasi dua langkah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa serangan yang menggunakan metode social engineering (rekayasa sosial) adalah yang paling efektif dalam menargetkan pengguna, termasuk di TikTok.
Selain itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa platform media sosial seperti TikTok rentan terhadap perangkat lunak berbahaya atau malware yang dapat diunduh secara tidak sengaja oleh pengguna.
Perangkat yang terinfeksi kemudian memberikan akses kepada peretas ke informasi sensitif.