"Saat berbuka, tubuh lebih membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit yang hilang sepanjang hari. Namun, saat sahur, sebaiknya memilih makanan dan minuman yang dapat memberikan hidrasi yang bertahan lebih lama, seperti air mineral, buah-buahan, atau susu," jelasnya.
Beberapa studi ilmiah juga meneliti peran minuman isotonic dalam mencegah dehidrasi pada kondisi puasa.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Exeter di Inggris menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman isotonic dapat meningkatkan kadar hidrasi tubuh dengan lebih cepat setelah aktivitas fisik dibandingkan dengan air biasa.
Studi lain yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition juga mendapati bahwa minuman yang mengandung elektrolit dapat membantu tubuh mempertahankan keseimbangan cairan lebih baik dibandingkan dengan hanya mengandalkan air.
Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa minuman isotonic memiliki kandungan kalori yang lebih tinggi karena adanya karbohidrat.
Ini bisa menjadi masalah bagi mereka yang ingin mengontrol asupan kalori, terutama saat sahur.
Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi menjadi penting untuk menentukan apakah minuman ini diperlukan, tergantung pada kondisi tubuh dan tingkat aktivitas seseorang.
Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter juga dapat ditempuh sebelum mengonsumsi isotonic, telebih bagi penderita penyakit tertentu yang perlu dijaga.