Dia mengatakan, bencana alam tersebut dipicu oleh ulah manusia yang menggarap suatu wilayah tidak sesuai dengan peruntukan seharusnya.
Contohnya, kata dia, kawasan Puncak Bogor yang seharusnya merupakan kawasan hijau namun justru menjadi kawasan beton yang dipenuhi villa dan tempat wisata.
Baca Juga: Cuaca Buruk, Perahu Nelayan di Karawang Karam Diterjang Ombak Besar Satu Orang Meninggal Dunia
Selain itu, perumahan-perumahan yang dulu dijanjikan aman, justru malah terganang banjir. Hal itu menurutnya bisa terjadi karena penggunaan yang tidak seharusnya dan tata ruang yang tak sesuai.
Dalam Instagram pribadinya, Dedi mengajak warga agar berubah agar bencana alam tidak lagi terjadi melanda wilayah-wilayah tersebut.
"Ayo, berani nggak kita bersama-sama sulap kawasan Puncak jadi kawasan hijau lagi, bukan kawasan beton. Ributnya jangan pada waktu hujan nanti sudah musim kemarau lupa lagi. Mari kita selesaikan, tuntaskan bersama, tanpa ada kepentingan apapun kecuali konservasi," katanya, Rabu 5 Maret 2025.
Dia juga menyoroti warga yang masih membuang sampah ke Sungai Citarum. “Sekolahnya tinggi-tinggi, ngomongnya pintar-pintar, tapi cara buang sampah saja belum bisa. Itu yang saya maksud pendidikan karakter,” ujarnya.
Baca Juga: 42 Hewan Ternak di Karawang Dinyatakan Terjangkit Virus PMK, 5 Ekor Mati
“Pasar-pasar di Kota Bandung, tolong TPS atau TPA-nya jangan dekat sungai, akhirnya sampak pasar masuk lagi ke sungai," tambahnya.
Tak hanya itu, dirinya juga menyoroti bahwa wilayah Karawang dan Kabupaten Bandung yang sering menjadi daerah langganan banjir.
"Saya ingin itu nggak jadi langganan lagi. Harus dituntaskan. Dan tentu perlu biaya, perlu kerja sama semua pihak,” paparnya.
“Tidak perlu menunggu bencana lagi tahun depan. Pemerintah berani mengeluarkan pembiayaan yang cukup untuk menyelesaikan problem tersebut," sambungnya.