Ia sendiri memastikan semua peralatan elektronik yang ada di rumahnya sudah dievakuasi ke lantai dua.
"Sekarang enggak tahu sudah surut apa belum air lantai dua, rice cooker, televisi terakhir saya tinggal sih masih aman. Tapi enggak tahu sekarang, saya pasrah saja, mau bagaimana lagi," tutur Dewi.
Saat ini Dewi berserta ratusan pengungsi lainnya membutuhkan bantuan makanan untuk buka puasa dan sahur.
Baca Juga: Banjir Luapan Kali Angke Rendam Permukiman di Depok, Ratusan KK Mengungsi ke Musala
Apalagi sampai dengan Selasa pukul 14.00 WIB, belum ada tanda-tanda air bakal surut dengan cepat.
Kemudian juga sampai saat ini belum ada informasi apakah bakal ada bantuan dari pemerintah provinsi (Pemprov) Jakarta atau lainnya untuk makan buka puasa.
"Pasti kami yang di pengungsian butuh bantuan untuk buka nanti, juga sahur nanti. Kalau malam sore kering juga belum sempat buat sahur," kata Dewi.
Hal senada juga disampaikan oleh Saiful 37 tahun. Menurutnya, warga yang terdampak banjir sangat membutuhkan uluran tangan.
Di samping itu juga keperluan para korban sangat banyak untuk membereskan rumahnya yang tenggelam.
Jadi, kata dia, semestinya sekedar untuk makan buka puasa dan sahur pemerintah harus segera menyediakan bantuan.
"Kasihan mereka yang rumahnya tenggelam, ada yang hampir roboh. Pasti mereka keluar banyak buat benerin kulkaslah, apalah. Jadi harusnya nanti sebelum jam enam udah ada bantuan buat makan, mereka juga banyak yang masih puasa," jelas Saiful.
Sementara untuk shalat tarawih, kata Syaiful, masyarakat masih bisa shalat di masjid yang tidak jauh dari pengungsian.