Ini sangat penting untuk mencegah terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah rendah) atau hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).
Dr. Hidayat menyarankan agar penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat penurun gula darah berbicara dengan dokter mengenai penyesuaian dosis selama Ramadhan.
"Biasanya, dosis obat atau insulin harus disesuaikan, terutama jika penderita diabetes berpuasa seharian penuh. Penggunaan insulin tipe cepat atau pendek bisa disesuaikan pada waktu berbuka dan sahur untuk mencegah fluktuasi gula darah yang tajam," ungkapnya.
Penelitian dalam Diabetes Care Journal (2019) menunjukkan bahwa pengaturan dosis insulin yang tepat selama Ramadhan dapat mengurangi risiko hipoglikemia yang terjadi akibat puasa yang panjang.
5. Mengukur Kadar Gula Darah Secara Rutin
Memantau kadar gula darah secara rutin adalah langkah yang sangat penting bagi penderita diabetes, terutama selama bulan Ramadhan.
Ini akan membantu mengetahui apakah kadar gula darah tetap dalam rentang yang aman.
Menurut Dr. Putri, mengukur gula darah sebelum sahur, sebelum berbuka, dan setelah berbuka dapat membantu mencegah komplikasi serius.
"Jika kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia), maka harus segera berbuka dengan makanan yang mengandung gula cepat seperti jus buah atau permen.
Sebaliknya, jika gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), penyesuaian obat atau insulin mungkin diperlukan," katanya.
6. Aktivitas Fisik yang Tepat
Berolahraga saat berpuasa bisa menjadi tantangan bagi penderita diabetes, tetapi olahraga ringan dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Dr. Hidayat mengingatkan bahwa olahraga intensitas tinggi dapat menyebabkan penurunan gula darah yang berbahaya.
"Olahraga ringan seperti berjalan kaki setelah berbuka puasa atau sedikit peregangan dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol gula darah.