Tak lama setelah pidato penutupan, suasana di lingkungan Sritex semakin emosional. Seluruh karyawan dan manajemen berkumpul bersama untuk menyanyikan lagu "Kenangan Terindah" yang dipopulerkan oleh grup band Samson.
Baca Juga: Kabar Duka, Istri Pendiri PT Sritex Susyana Lukminto Meninggal Dunia
Respon Publik Terhadap Video Lawas Soeharto
Reaksi publik pun bermunculan di media sosial. Beberapa akun mengaitkan tutupnya Sritex dengan pemerintahan saat ini.
"Pabrik Sritex diresmikan Presiden Soeharto. Bangkrut dan ditutup di era pemerintahan menantunya," tulis akun X @Beb*****.
"Didirikan oleh mertua, dihancurkan oleh mantan menantunya," ujar @xh****.
Banyak yang menilai bahwa, pemerintah seharusnya lebih berpihak pada industri tekstil nasional yang telah terbukti mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Banyak warganet turut mengomentari kebijakan pemerintah terkait industri tekstil ini.
"Pemerintah hanya banyak bicara, tapi malah mendirikan perusahaan baru yang belum jelas keberpihakannya. Padahal Sritex sudah terbukti mampu menyerap banyak tenaga kerja. Kebijakan sekarang benar-benar gak jelas," kritik pengguna @Jun****.
Baca Juga: Selamat Jalan Inspirasi Wanita Indonesia, Susyana Lukminto Pemilik PT. Sritex Tutup Usia
Sejarah Panjang Sritex
Pabrik Sritex memiliki sejarah panjang dalam industri tekstil Tanah Air. Didirikan pada tahun 1966 oleh HM Lukminto, perusahaan ini awalnya bernama UD Sri Redjeki dan berfokus pada perdagangan tekstil di Pasar Klewer, Solo.
Seiring berkembangnya bisnis, pada tahun 1968, Sritex melakukan ekspansi dengan mendirikan pabrik cetak pertama di Joyosuran, Solo, untuk memproduksi kain mentah dan bahan putihan.
Pada era 1990-an, Sritex mulai menembus pasar ekspor dan menjadi salah satu pemasok utama seragam militer berbagai negara.