UAH memberikan contoh, seseorang yang bertakwa akan menggunakan penglihatannya untuk menatap hal-hal yang baik sesuai dengan kondisi jiwanya.
Begitupun lisan, seseorang dapat bertutur dengan mulia bergantung pada keadaan jiwanya. Demikian juga telinga untuk mendengar hingga ujung kaki saat melangkah.
"Pusat instruksi yang memberikan sinyal, perintah kepada bagian tubuh kita untuk bersikap, bertindak, berprilaku yang baik, itu yang disebut dengan takwa," kata UAH.
Baca Juga: Jangan Lewatkan Salat Tarawih di Bulan Suci Ramadhan! Ustadz Adi Hidayat Beberkan 3 Rahasianya
Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menjelaskan, di dalam takwa terkumpul semua sifat-sifat baik (khayr), seperti kejujuran, kesabaran, rendah hati, dan sifat khayr lainnya.
Oleh karena itu, seluruh ibadah Ramadhan akan melatih seseorang untuk senantiasa melakukan hal-hal yang baik termasuk mengendalikan hawa nafsu.
Ramadhan juga akan melatih seseorang untuk menata segala rutinitasnya seperti makan, minum, dan segala aktivitas lainnya dalam keseharian.
UAH menjelaskan, puncak takwa akan melahirkan satu perisai terbaik yang mencegah dari keburukan (junnah) dan di saat yang bersamaan mengoptimalkan karakter kebaikan yang mendekatkan seseorang kepada surga (jannah).