POSKOTA.CO.ID - Suzuki telah mengadopsi platform Heartect sejak 2014, menjadikannya sebagai dasar inovasi terbaru untuk mobil dengan sasis monokok.
Teknologi ini akan segera diterapkan pada seluruh model baru Suzuki yang akan diluncurkan di masa depan, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pengembangan kendaraan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Prinsip dasar dari platform Heartect adalah menciptakan bodi kendaraan dengan bobot ringan, namun tetap mengutamakan aspek keselamatan.
Konsep ini sangat relevan dengan upaya pengurangan jejak karbon dan mendukung prinsip karbon netral, yang kini menjadi fokus utama dalam industri otomotif untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan.
“Heartect merupakan konstruksi unik dari Suzuki yang mampu mereduksi bobot kendaraan tetap menghadirkan konstruksi bodi yang kokoh dan kuat,” ungkap Hoshino Masaharu, Vice President PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), dikutip dari OTODRIVER.
Baca Juga: Mengungkap Pesona Honda HR-V Paket Modulo yang Lebih Sporty dengan Fitur Canggih
“Bobot yang ringan akan membantu untuk menekan penggunaan bahan bakar ataupun energi yang lebih besar. Dengan bobot yang ringan maka bisa menghasilkan efisiensi yang lebih baik. Konsep ini akan terus diterapkan pada mobil-mobil baru kami,” sambungnya.
Masaharu menambahkan bahwa filosofi di balik platform Heartect adalah "Sho Sho Kei Tan Bi," yang mengutamakan desain bodi yang ringan namun tetap mempertahankan tingkat keselamatan yang tinggi.
Dengan menggunakan sasis Heartect, kendaraan-kendaraan Suzuki berhasil mengurangi bobot hingga mencapai 200 kg lebih ringan dibandingkan dengan mobil-mobil lain yang diproduksi oleh manufaktur lainnya.
“Hasil pengujian kami, mobil dengan konstruksi Heartect mampu memangkas 6 persen lebih sedikit,” lanjut Hoshino Masaharu.
Saat ini, beberapa model Suzuki yang telah mengadopsi sasis Heartect dan tersedia di pasar Indonesia termasuk Ignis, Baleno, Ertiga, dan XL7.