Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, seperti efisiensi produksi dan penggalangan dana dari pemegang saham, langkah-langkah tersebut tidak cukup untuk menyelamatkan Sritex dari kebangkrutan.
Dengan kondisi keuangan yang semakin merugi dan beban utang yang tidak dapat ditanggung, perusahaan yang telah beroperasi lebih dari setengah abad di industri tekstil ini akhirnya harus menutup usahanya secara permanen.