Proses ini dikenal sebagai check ground, di mana petugas akan mengecek kondisi rumah tangga KPM secara langsung.
Oleh karena itu, pastikan bahwa semua informasi yang diberikan benar dan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Beberapa aspek yang akan diverifikasi oleh pendamping sosial meliputi.
- Kepemilikan NIK e-KTP dan KK yang valid
- Kondisi tempat tinggal (akan difoto tampak luar, dalam, dan samping)
- Kepemilikan aset rumah tangga
- Sumber penghasilan dan pekerjaan
- Fasilitas rumah tangga (air bersih, listrik, sanitasi, dll.)
2. Jawab dengan Jujur Saat Wawancara
Selain pengecekan fisik rumah dan aset, pendamping sosial akan melakukan wawancara langsung dengan KPM.
Wawancara ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian data penerima yang dilaporkan dengan kondisi sebenarnya.
Jawablah pertanyaan dengan jujur dan jelas, karena ketidaksesuaian antara data tertulis dan hasil wawancara bisa menyebabkan diskualifikasi dari daftar penerima bansos.
Beberapa pertanyaan yang biasanya diajukan meliputi jumlah anggota keluarga, pengeluaran bulanan, kepemilikan aset, dan sumber pendapatan utama.
3. Pastikan Terdaftar dalam Data Kependudukan
Salah satu alasan utama KPM gagal dalam seleksi DTSN adalah karena data kependudukan mereka tidak sinkron dengan database Dukcapil.
Pastikan bahwa NIK pada e-KTP dan KK telah terdaftar dengan benar dalam sistem administrasi kependudukan.
Jika ada perbedaan data, segera lakukan pembaruan di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) setempat.
Data ini juga akan dipadankan dengan BPJS Kesehatan, PLN, dan sistem bantuan sosial lainnya untuk memastikan validitasnya.
4. Hindari Masalah Administrasi
Kesalahan administrasi seperti data yang tidak sinkron atau perubahan alamat tanpa pelaporan resmi bisa membuat KPM gagal lolos dalam seleksi DTSN.
Jadi, kesalahan kecil saja akan menyebabkan status KPM Anda tidak terverifikasi dan akhirnya tidak lolos sebagai penerima bansos di tahap berikutnya.