Praktik manipulatif ini dinilai sangat merugikan masyarakat, karena bahan bakar yang seharusnya memiliki kualitas tinggi justru mengalami penurunan standar.
Akibatnya, masyarakat yang mengandalkan BBM untuk aktivitas sehari-hari merasa dirugikan, baik dari sisi harga maupun kualitas bahan bakar yang tidak sesuai harapan.
Dengan potensi kerugian negara yang mencapai ratusan triliun rupiah, kasus ini disebut-sebut lebih besar dibandingkan skandal-skandal serupa yang pernah terjadi sebelumnya di sektor energi.
Masyarakat kini menantikan langkah tegas dari Kejaksaan Agung dan pihak terkait dalam menuntaskan kasus ini.