Keutamaan Puasa Ramadhan Sebagai Perisai Spiritual dan Ampunan Ilahi

Rabu 26 Feb 2025, 07:24 WIB
Keutamaan puasa di bulan suci Ramadhan (Sumber: Pixabay/Joko_Narimo)

Keutamaan puasa di bulan suci Ramadhan (Sumber: Pixabay/Joko_Narimo)

POSKOTA.CO.ID - Ramadhan bukan sekadar bulan menahan lapar dan dahaga. Lebih dari itu, ibadah puasa yang ditunaikan dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW menjadi "perisai" yang melindungi umat Muslim dari godaan setan serta membuka pintu ampunan Allah SWT.

Hal ini menjadi sorotan dalam kajian keislaman yang mengupas tuntas makna puasa Ramadhan berdasarkan Al-Quran dan Hadits.

Puasa sebagai Benteng dari Godaan Setan

Dalam sebuah riwayat dari Thalhah bin Ubaidillah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Puasa adalah perisai” (HR. Bukhari). Kata “perisai” (junnah) dalam hadits ini merujuk pada perlindungan spiritual yang Allah anugerahkan kepada orang yang berpuasa.

Menurut penjelasan ulama, puasa yang dilakukan dengan benar akan membentengi diri dari maksiat dan bisikan setan.

“Inilah keistimewaan puasa Ramadhan. Jika ditunaikan sesuai syariat, ia menjadi tameng yang otomatis menjauhkan kita dari perbuatan tercela,” jelas Ustadz Adi Hidayat di channel YouTubenya.

Baca Juga: 3 Amalan Pokok di Bulan Ramadhan, Selain Berpuasa Yuk Lakukan Amalan Ini

Fenomena ini bahkan terlihat nyata saat Ramadhan tiba: orang yang biasanya mudah marah menjadi lebih sabar, dan kebiasaan buruk seperti dusta atau ghibah berkurang drastis.

Jawaban atas Hoaks Sejarah dari Yahudi Madinah

Kajian ini juga mengungkap konteks historis turunnya perintah puasa. Pada masa Nabi SAW, kaum Yahudi di Madinah menyebarkan narasi bahwa puasa dalam agama mereka lebih unggul.

Allah SWT lalu menurunkan Surah Al-Baqarah ayat 183: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ayat ini tidak hanya menegaskan kewajiban puasa, tetapi juga menjadi bantahan tegas atas klaim sepihak Yahudi.

“Puasa Ramadhan istimewa karena Allah sendiri yang merancang aturannya. Ini berbeda dengan puasa umat sebelumnya yang telah mengalami penyimpangan,” tegasnya.

Berita Terkait
News Update