Jurnal Nutrients (2021) "Hydration Strategies During Ramadan Fasting." menyebutkan bahwa konsumsi air putih dan makanan berkuah saat sahur dapat mengurangi risiko dehidrasi selama puasa, terutama di iklim tropis.
Mencegah Gangguan Pencernaan
Melewatkan sahur dapat menyebabkan asam lambung meningkat dan memicu masalah pencernaan.
Menurut Journal of Gastroenterology (2018) "Effects of Fasting on Digestive Health.", makan sahur dengan porsi seimbang dan menghindari makanan pedas atau berminyak dapat mencegah gastritis dan refluks asam.
Baca Juga: Batas Bayar Utang Puasa Qadha Ramadhan Sampai Kapan? Ini Waktu dan Niat untuk Menggantinya
Rekomendasi Menu Sahur Sehat
Berdasarkan jurnal Public Health Nutrition (2022) "Optimal Suhoor Meal Composition for Fasting Individuals.", menu sahur ideal terdiri dari:
- Karbohidrat kompleks: Nasi merah, oatmeal, atau roti gandum.
- Protein: Telur, ikan, ayam, atau kacang-kacangan.
- Serat: Sayuran dan buah-buahan seperti pisang atau apel.
- Cairan: Air putih, jus tanpa gula, atau sup bening.
Dampak Negatif Melewatkan Sahur
Melewatkan sahur dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti:
- Studi dalam Journal of Cognitive Neuroscience (2020) "Cognitive Effects of Skipping Breakfast." menunjukkan bahwa melewatkan makan pagi dapat mengurangi fungsi kognitif.
- Tanpa asupan energi dari sahur, tubuh akan lebih cepat lelah dan lemas.
- Melewatkan sahur dapat memperlambat metabolisme dan memicu penumpukan lemak.
Baca Juga: Ramadhan Tiba! Inilah Keutamaan Sahur Menurut Rasulullah
Kesimpulan
Makan sahur memiliki dampak positif yang signifikan bagi kesehatan, mulai dari menjaga energi, meningkatkan metabolisme, hingga mencegah dehidrasi.
Berdasarkan jurnal kesehatan, sahur adalah momen penting untuk mempersiapkan tubuh menjalani puasa dengan optimal.
Oleh karena itu, pastikan untuk tidak melewatkan sahur dan memilih menu yang seimbang.