Bitcoin Anjlok di Bawah 90 Ribu Dolar, Pakar: Investor Harus Mengambil Risiko Saat Ini

Rabu 26 Feb 2025, 14:29 WIB
Ilustrasi Bitcoin. (Sumber: PickPik)

Ilustrasi Bitcoin. (Sumber: PickPik)

POSKOTA.CO.IDBitcoin mengalami penurunan tajam hingga di bawah $90.000, angka terendah dalam tiga bulan terakhir.

Penurunan ini dipicu oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi global dan insiden peretasan bursa kripto Bybit.

Kejadian ini memperburuk sentimen pasar, menyebabkan aksi jual besar-besaran di sektor cryptocurrency.

Baca Juga: Harga Bitcoin Hari Ini 26 Februari 2025: Pasar Kripto Ambruk, BTC Terjun ke Level USD 88 Ribu

Kondisi ekonomi global yang tidak menentu memicu investor untuk menghindari aset berisiko, termasuk Bitcoin dan kripto lainnya. Data menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen yang melemah dan ancaman tarif perdagangan berkontribusi terhadap ketidakpastian ini.

"Konsumen dan investor sebagian khawatir tentang tarif impor dari Kanada dan Meksiko, yang ternyata akan dimulai pada bulan Maret setelah penundaan selama sebulan. Tarif resiprokal, yang mencerminkan tarif atas barang-barang Amerika yang dikenakan oleh negara-negara lain, juga diperkirakan akan dimulai pada awal April," tulis Travis Hoium dalam situs The Motley Fool, 25 Februari 2025.

Salah satu bursa kripto terbesar, Bybit, baru saja mengalami serangan peretasan yang signifikan. Insiden ini mengguncang kepercayaan investor dan menambah tekanan jual pada Bitcoin serta aset kripto lainnya.

Bank Sentral AS (Federal Reserve) memberikan peringatan serius terkait kondisi pasar, yang semakin menambah kekhawatiran investor. Analis memperingatkan bahwa Bitcoin masih berisiko turun lebih jauh, bahkan berpotensi menyentuh kisaran $80.000 dalam waktu dekat.

Baca Juga: Update Bitcoin Hari Ini 25 Februari 2025, Harga Longsor hingga Kasus Peretasan yang Terus Mengancam Industri Kripto

Penurunan Bitcoin ini tidak hanya berdampak pada aset itu sendiri, tetapi juga menyeret mata uang kripto lainnya ke zona merah. Ethereum dan Dogecoin, misalnya, mengalami koreksi yang cukup tajam dalam 24 jam terakhir.

Banyak investor yang sebelumnya optimis kini mulai mempertimbangkan kembali strategi mereka.

Berita Terkait
News Update