Puasa yang Benar Seperti Apa? Begini Kata Ustadz Adi Hidayat

Minggu 23 Feb 2025, 19:32 WIB
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan esensi puasa yang benar. (Sumber: Tangkapan Layar YouTube/Adi Hidayat Official)

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan esensi puasa yang benar. (Sumber: Tangkapan Layar YouTube/Adi Hidayat Official)

POSKOTA.CO.ID - Bulan Ramadan 1446 H akan segera tiba. Umat Islam di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa kurang lebih satu pekan lagi.

Sebagaimana diketahui, puasa Ramadan merupakan ibadah wajib bagi seorang Muslim yang tertuang dalam rukun Islam ketiga.

Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lainnya yang membatalkan dari terbit fajar (Subuh) hingga terbenam matahari (Maghrib).

Lantas, seperti apakah puasa yang benar? Dalam hal ini, Ustadz Adi Hidayat memberikan penjelasan terkait esensi puasa.

Baca Juga: Inilah Kondisi yang Terjadi pada Tubuh saat Berpuasa Menurut dr Zaidul Akbar

Melansir dari kanal YouTube resmi Adi Hidayat Official, Minggu, 23 Februari 2025, ia menyampaikan bahwa puasa yang baik akan melatih seseorng agar lebih baik sehingga terhindar dari keburukan.

Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menukil dari kumpulan Hadits Shahih Al-Bukhari, khususnya yang membahas tentang puasa.

"Orang yang puasanya benar itu, maka puasa yang dia lakukan akan melatih dia menjadi lebih baik sehingga punya benteng dari keburukan," kata Ustadz Adi Hidayat.

Puasa Melatih Diri

Orang yang berpuasa akan senantiasa melatih dirinya supaya menjadi pribadi yang lebih baik.

Adapun contoh melatih diri, menurut ustadz, yaitu tidak akan berkata kotor dan tidak akan berbuat yang tidak pantas.

Apabila seseorang sungguh-sungguh dalam puasanya, kebiasaan buruk sebelum Ramadan akan dia tahan demi menjaga kualitas ibadahnya.

Baca Juga: Doa dan Tata Cara Mandi Sebelum Puasa Ramadhan untuk Kesucian dan Kekhusyukan Ibadah

"Latihan puasa itu mengarahkan pelakunya untuk terbebas dari keburukan karena dia berusaha menjadi orang yang lebih baik," ujarnya.

UAH, sapaan akrbanya, menjelaskan bahwa ada perbedaan bagi orang yang puasanya benar antara sebelum dan sesudah menjalani hari di bulan Ramadan.

Pada saat 1 Syawal atau Hari Raya Idulfitri, umat Islam mengumandankan takbir. Ternyata ini merupakan wujud syukur seorang hamba kepada Allah SWT karena telah diberi hidayah sehingga menjadi orang yang lebih baik.

Hal tersebut sebagaimana dikutip dari Surah Al Baqarah Ayat 185 pada penggalan "Walitukabbirulloha 'alaa maa hadaakum la'allakum tasykuruun" yang artinya "dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur".

"Jadi nanti kelihatan takbir orang yang berubah setelah Ramadan dengan takbir orang yang cuma ikut-ikutan menahan lapar dan haus," ucap UAH.

Lebih lanjut, UAH menjelaskan bahwa orang yang sukses puasanya, saat takbir akan merasakan pendidikan Ramadan yang telah tertanam di hati.

Berita Terkait
News Update