“Saat ini aturan tersebut mengalami perubahan batasan limit akumulasi KUR menjadi maksimal Rp209 Juta untuk usaha non produksi seperti perdagangan dan jasa, serta maksimal limit akumulasi KUR Rp400 Juta untuk sektor usaha produksi atau industri,” kata dia.
Aturan ini berlaku untuk semua debitur KUR baik yang lancar atau pun memunggak.
2. Pembatasan Ekspansi
Kemudian, penyebab yang kedua adalah karena adanya pembatasan ekspansi atau penyaluran kredit. Pembatasan ini berdasarkan Non Performing Loan (NPL) atau tunggakan di atas 3 bulan.
Apabila tingkat NPL pada unit kerja berada di angka 5 persen selama 3 bulan berturat-turut, maka unit tersebut tidak boleh menyalurkan KUR pada bulan berikutnya.
“Jika teman-teman ingin mengajukan Kur di suatu unit kerja, baiknya kalian harus berkonsultasi dulu dengan mantan mengelola. Minimal kalian memiliki nomor WhatsApp mantri di wilayah kalian sehingga kalian dapat mengetahui apakah unit kerja kalian ini masih diperbolehkan menyalahkanku atau tidak,” lanjutnya.
3. Kenaikan Plafond KUR 30 Persen
Faktor internal lainnya karena maksimal kenaikan plafond sebesar 30 persen dari pinjaman terakhir. Hal ini berlaku di seluruh BRI unit dan semua jenis pinjaman.
“Mungkin hal ini diberlakukan karena tiga bank BRI secara nasional sedang tinggi, ditambah kondisi ekonomi nasional sedang lemah. Jika pengajuan KUR kalian kenaikannya lebih dari 30 persen, kemungkinan pengajuan kalian akan ditunda atau bahkan ditolak karena semua aturan ini diaudit oleh internal BRI” jelasnya.
Demikian informasi yang dapat Anda simak terkait penyebab sulitnya mengajukan KUR BRI 2025, semoga membantu.