JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kriminolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Soeprapto mengingatkan adanya potensi meningkatnya angka kriminalitas dan gangguan ketertiban masyarakat di Jakarta menjelang bulan Ramadan.
Namun disebutnya, peningkatan kriminalitas juga tidak hanya jelang puasa dan Idul Fitri, tapi juga Tahun Baru serta jelang penerimaan siswa baru.
"Jadi sebetulnya peningkatan kejahatan tidak hanya menjelang bulan puasa tetapi setiap menjelang ada peningkatan kebutuhan dari anggota masyarakat tertentu. Apakah menjelang tahun baru, menjelang idul fitri, kemudian menjelang penerimaan siswa atau mahasiswa baru," ujar Soeprapto, saat dihubungi Poskota, Minggu, 23 Februari 2025.
Lebih lanjut, kata Soeprapto, dengan akan banyak kebutuhan pada saat bulan puasa, hari raya, Natal hingga tahun baru seringkali terjadi peningkatan kejahatan baik di jalanan maupun di rumah-rumah.
Baca Juga: Marak Pencurian Spion Mobil, Giliran Kendaraan Warga di Bekasi Selatan Jadi Sasaran
Terutama dilakukan oleh mereka yang tidak bekerja atau tak memiliki kemampuan untuk mendapatkan penghasilan.
"Sehingga mereka melakukannya dengan cara instan dengan apakah itu mencambret atau merampok. Jadi jelas bahwa karena ada peningkatan kebutuhan," beber Soeprapto.
Namun demikian, kata Soeprapto, kejahatan jelang puasa juga tidak hanya melulu soal ekonomi. Bisa dalam bentuk kenakalan yang bisa berakibat melukai, seperti tawuran di Jakarta dan daerah penyangga.
Bahkan tindak kekerasan di jalanan juga sampai pada terjadi hilangnya nyawa. Karena Kepolisian dan masyarakat harus bersama-sama mengantisipasi kriminalitas diJakarta.
Lanjut Soeprapto, ada rumus bahwa N+KS= KJ atau niat ditambah KS atau kesempatan sama dengan Kejadian atau KJ.
Karena itu, kata Soeprapto, baik polisi maupun masyarakat harus bisa menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat di bulan Ramadhan.