Tetapi ia tidak boleh menjadikan dunia sebagai tujuan, tidak boleh membiarkan hati mengikuti keinginan dunia, tidak boleh membiarkan hati dikendalikan oleh dunia.
Silahkan saja mencintai dunia tetapi jangan sampai melupakan jalan Allah. Pasalnya, mencintai dunia sudah menjadi fitrah manusia sebagaimana yang telah diselipkan Allah dalam hati mereka. Demikian seperti yang tersirat dalam ayat Al-Quran:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
Artinya, “Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan, anak-anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik,” Qur'an Surat. Ali Imran [3]: 14).
Dalam istilah Al-Ghazali, kita harus zuhud dan tajarrud terhadap dunia. Zuhud dan tajarrud itu memiliki dua tujuan: (1) agar istiqamah dalam ibadah (2) mencapai ketinggian nilai ibadah itu sendiri.
Tingginya kualitas ibadah orang yang zuhud telah ditunjukkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
“Dua rakaat orang alim dan zuhud hatinya lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada ibadahnya orang-orang yang tidak zuhud hingga akhir masa selama-lamanya.”
Hadirin Rahimakumullah,
Kedua, hal yang menghalangi kedekatan kita dengan Allah adalah makhluk. Yang dimaksud makhluk di sini secara spesifik adalah ciptaan-ciptaan Allah yang bernyawa dan berada di sekeliling kita, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Lebih spesifik lagi manusia di sekitar kita adalah anak, istri, keluarga, tetangga, teman, kolega, atasan, bawahan, termasuk hewan atau tanaman kesayangan.
Baca Juga: Shalat Tarawih Bikin Badan Sehat, Ternyata Ini Keutamaannya di Ramadhan 2025
Disebutkan oleh Al-Ghazali, sesungguhnya makhluk setelah menyibukkan kita selanjutnya akan menghalangi kita dari ibadah, bahkan adakalanya menjerumuskan pada keburukan.